Spooring dan balancing adalah kata yang tak asing bagi Anda yang tak pernah absend alam merawat mobil. Langkah spooring dan balancing dilakukan demi menyelaraskan keempat roda agar tetap berjalan lurus dan normal.
Tentunya spooring dan balancing sangat pas dilakukan jika mobil habis dipakai mudik. Memang seberapa penting spooring dan balancing bagi mobil pasca-mudik?
Menurut laman resmi Hyundai Indonesia (3/6), jika jarang atau mengindahkan anjuran untuk spooring dan balancing, dampaknya adalah tingkat keausan ban yang akan lebih cepat. Dengan efek tersebut, maka Anda harus segera menyiapkan dana untuk melakukan penggantian ban yang bisa lebih cepat.
Tak sampai di situ, afek yang bisa timbul jika mengabaikan pelurusan roda adalah kemudi yang akan lebih condong ke arah kanan atau kiri. Hal ini akan menyebabkan ketidaknyamanan dalam berkendara. Maka sangat perlu kalibrasi ulang di mekanisme kemudi ketika spooring dan balancing.
Sebenarnya periode melakukan spooring dan balancing dianjurkan pabrikan setiap 20.000 km. Namun hal tersebut tidak serta merta menjadi patokan khusus.
Pasalnya, jika Anda berkendara di medan yang berlubang, tidak rata atau setelah menempuh perjalanan jauh seperti mudik maka lebih baik untuk melakukan spooring dan balancing lebih dini atau setiap 10.000 km.
Itu karena kaki-kaki mobil bekerja lebih berat dari biasanya. Selain beban penuh, kondisi jalan di luar kota yang kerap bergelombang kian memperbesar kemungkinan bergesernya keselarasan roda.
Spooring sendiri bertujuan untuk meluruskan roda depan dan belakang agar kedudukan roda sesuai dengan hitungan awal yang selaras. Sedangkan balancing berguna untuk menghilangkan getaran hasil putaran roda akibat beban roda yang tidak merata.
Jadi, demi keamanan serta keawetan ban, sebaiknya 'reset' ulang kaki-kaki mobil Anda dengan spooring dan balancing.