Oplet merupakan wajah transportasi masa lalu yang mewarnai kehidupan Indonesia, khususnya di Jakarta.
Tak bisa dipungkiri bahwa oplet yang digunakan pada sinetron Si Doel Anak Sekolahan yang beredar di era 90-an merupakan oplet yang paling termasyur dari semua oplet yang ada.
Oplet berkelir biru itu pada dasarnya merupakan sebuah Morris Minor 1000 Traveller yang lahir pada 1957 yang aslinya merupakan model 2 door estate.
Jika berdasarkan dari berbagai data yang berhasil dikumpulkan, tersirat bahwa kelahirannya Oplet Bang Doel ini berada di 1957, maka menjadi bagian dari generasi III dari keluarga Morris Minor 1000 yang dilansir 1948 hingga 1971.
Mobil ini hadir ketika Morris berada dalam kepemilikan British Motor Corporation yang mengasuh brand Morris dari 1952-1968. Sebelumnya pada 1948-1952 mengusung bendera Morris Motors. Kemudian kepemilikan brand ini pun kembali berpindah ke British Leyland (1968-1971).
Mobil ini menggunakan mesin 4 silinder dengan pilihan volume 948 cc dan 1.098 cc yang dikawinkan transmisi 4 speed manual. Mesin ini lebih besar kapasitasnya dari generasi I dan II yang mengusung mesin 918 cc dan 803 cc (gen II).
Namun di balik itu ada kemungkinan juga bahwa mobil yang dikisahkan mengarungi trayek Cinere-Gandul ini merupakan jenis lain dari keluarga Morris Minor yakni Morris Minor Quarter ton yang ditawarkan sebagai van ataupun pikap.
Varian Quarter ton ini merupakan model khusus yang disediakan untuk kendaraan komersial baik model tertutup ataupun model bak terbuka. Cukup masuk akal bagi pengusaha angkutan saat itu untuk melakukan modifikasi bodi menjadi angkutan orang dengan mengunakan campuran material kayu dan plat besi seperti yang dilihat pada sosok si biru. Model ini mulai merambah pasar pada 1953 hingga 1973 (pasar domestik Inggris, Selandia Baru dan Australia).
Namun bisa juga sosok ini merupakan Morris Minor Traveller sendiri merupakan model 2 doors estate dengan ciri bodi campuran kayu dan metal. Dengan demikian proses modifikasinya jadi lebih mudah untuk melakukan penambahan panjang ataupun tinggi atap.