Thames Trader merupakan salah satu truk yang begitu melegenda jalanan Indonesia di masa silam. Truk ini merupakan produk dari Ford Motor Company UK, yang bermarkas di Dagenham, Inggris.
Pertama kali hadir di 1957 dan rampung pada 1965, namun demikian truk ini masih terlihat di jalan-jalan di Jawa Tengah dan Jawa Timur hingga akhir 90-an. Kebanyakan digunakan untuk mengangkut hasil bumi dan kebun.
Dari berbagai sumber didapatkan informasi, bahwa truk ini masuk ke Indonesia di bawah bendera NV Indonesian Republic Motor Company. Sebanyak 1.500 unit masuk dalam bentuk CBU, sedangkan 3.000 unit lainnya masuk dalam wujud CKD.
Menurut literatur, Thames Trader terbagi jadi dua pilihan, mesin bensin dan diesel. Namun yang paling terkenal adalah varian dieselnya yang punya torsi besar dan juga irit bahan bakar.
Seperti yang dikisahkan oleh Suwarto salah satu supir senior yang saat ini menetap di Yogyakarta. Pria yang usianya kepala tujuh ini, ternyata punya kesan tersendiri dengan truk ini. “Thames diesel merupakan truk yang tangguh. Truk ini lamban di jalanan datar, namun jago nanjak,” kenang supir Chevrolet C50 Viking ini. “Saya pribadi belum pernah ‘membawa’nya hanya sekedar mencoba saja, hanya ketika sampai tanjakan Thames memang harus diacungi jempol,” lanjutnya. “Viking jago trek datar tapi harus mengakui truk yang satu itu untuk hal yang satu (jalan menanjak) ini,” sambungnya.
Selain digunakan sebagai truk, Thames juga dikonversi jadi bus salah satunya PO Kalisari.
Di negeri asalnya, Thames Trader tersedia pula dalam pilihan 4x4 dan 6x6. Hanya saja versi yang ini tidak pernah dijajakan di Indonesia.
Kiprah Thames-Trader diteruskan oleh Ford Series pada pertengahan 60-an yang sekaligus melepas emblem Thames-Trader dan kembali menggunakan logo Blue Oval.