Produsen heavy duty tuck asal China, Sinotruk, menggandeng orang terkaya Afrika, Aliko Dangote, untuk mendirikan pabrik perakitan truk di Nigeria untuk pasar lokal dan ekspor.
Untuk kerjasama ini keduanya mendirikan perusahaan patungan. Dangote Group memiliki 65 persen saham dan 35 persen saham sisanya dimiliki Sinotruk. Selanjutnya, Sinotruk akan mengirim komponen-komponen truk yang dikirim dari China secara terurai atau CKD untuk dirakit di pabrik joint venture ini.
Kerjasama ini sebenarnya juga untuk mengantisipasi meningkatnya permintaan truk baru di Nigeria, khususnya dari sektor pertanian serta sektor pengangkutan/transportasi.
Truk pertama yang dirakit di perusahaan joint venture ini akan diluncurkan pekan ini. Pabrik dirancang memiliki kemampuan merakit 16 truk per hari.
Pasar ekspor yang dibidik saat ini menurut Edwin Devakumar, eksekutif di perusahaan ini, adalah pasar Afrika Barat. Ke depan fasilitas perakitan ini juga bisa ditingkatkan menjadi fasilitas produksi truk.
Aliko Dangote, owner dan pendiri Dangote Group.
"Dangote Group memiliki kemampuan memproduksi 12.000 unit truk (per tahun). Pasar yang sangat menantang saat ini untuk digarap adalah sektor logistik karena selama ini di Afrika kita tidak memiliki sara angkutan yang memadai," ungkap Edwin. Sebelumnya, Dangote Group mengajukan proposal pembelian mayoritas saham Peugeot Automobile Nigeria, namun hasil dari negosiasi ini tidak dipublikasikan.
Bisnis Dangote Group lainnya di luar otomotif adalah sektor perminyakan. Perusahaan ini memiliki fasilitas kilang mintak senilai 17 miliar dolar AS untuk mengolah minyak mentah menjadi bahan bakar minyak. Perusahaan ini akan mulai resmi beroperasi pada bulan Oktober 2019 dengan kapasitas 650.000 barel per hari.