OTODRIVER - Citroen tak mau ketinggalan dalam kontestasi era mobil listrik di Indonesia. Salah satu andalannya adalah E-C3, sebuah SUV B-segmen yang dibiakkan di atas platform yang sama dengan C3 bermesin bensin.
Dalam jarak yang relatif singkat, sekitar 150 km, Citroen Indonesia mengajak media untuk menjajal mencoba mobil setrum mungilnya ini. Mungkin belum dikatakan ideal, namun setidaknya dapat memberi sedikit gambaran tentang seperti apa mobil dirakit secara CKD ini.
Melihat dari spesifikasi E-C3, ia dibekali dengan baterai 29,2 kWh yang diklaim mampu mengantarkannya hingga jarak 320 kilometer. Ukuran kapasitas baterainya terbilang kecil tapi Citroen mengatakan cukup ideal untuk digunakan sebagai mobil perkotaan. Mobil ini pun dilengkapi dengan fast charging dan regenerative braking.
Motor listrik dengan kekuatan 56,2 hp dan torsi 143 Nm ditempatkan di engine bay, kinerja ini disalurkan ke roda depan. Sedangkan kecepatan puncaknya dibatasi hingga 107 km/jam saja.
Kami berangkat pada posisi MID menunjukkan baterai 100% dengan estimasi jarak tempuh 222 kilometer. Jarak ini memang jauh dari klaim dari pabrik di 320 kilometer, namun angka yang tertera tersebut merupakan kalkulasi sementara dan bisa berubah sesuai dengan kondisi yang dihadapinya. Karenanya, kami pun fokus untuk lebih memperhatikan kondisi prosentase dari baterai untuk jadi patokan.
Bersahaja
Jika biasanya mobil listrik identik dengan hal-hal yang sifat yang kental dengan teknologi nirkabel, namun tak demikian dengan E-C3. Ia justru masih menggunakan anak kunci manual untuk mengaktifkan mobil. Caranya pun harus diputar seperti menyalakan mobil konvensional.
Kami menilainya bahwa ini sebuah kesederhanaan. Dengan peranti seperti ini baterai remote jadi lebih irit dan juga kunci secara pasti ditempatkan pada tempat yang semestinya.
Tampilan interior secara keseluruhan cukup bersahaja jika dibandingkan seterunya. Dasbor dan trim pintu dengan dominasi material plastik menjadi suguhan yang langsung dilahap mata.
Tampilan bersahaja nampak juga pada bagian cluster pengontrolan AC, kecepatan kipas dan aturan hembusannya. Semuanya mekanikal dan mudah dijangkau. Hanya saja di pengaturan temperatur AC sedikit membingungkan tidak ditunjukkan posisi minimal atau maksimal baik pada kondisi dingin maupun posisi menggunakan heater. Selain itu hembusan angin ACnya terasa kencang walau sudah di posisikan pada putaran paling rendah.
Kebersahajaan ini pun berlanjut pada meter cluster yang menunjukkan speedometer, kondisi baterai, jarak dan beberapa petunjuk lainnya. Tak ada yang neko-neko dan terkesan lugas dan mudah dipahami.
Sedangkan untuk infotaimentnya tergolong lengkap dengan layar multimedia berukuran 10 inci yang mudah diakses oleh smartphone baik Android Auto connectivity maupun Apple Carplay.
Suspensi Nyaman
Mungkin angka-angka spesifikasi di atas tak menempatkan Citroen E-C3 sebagai sosok mobil yang menggemparkan, namun brand asal Perancis ini menjanjikan bahwa mobilnya ini punya kelebihan dalam hal suspensi dan kenyamanan lainnya yang menjadi ciri khas mereka dari jaman dulu.
Janji Citroen tentang kenyamanan pun langsung terjawab. Bantingan suspensi terasa nyaman dan lembut, ini yang tidak bisa diberikan oleh rival-rival sekelasnya. Citroen benar-benar membuktikan hal tersebut.
Kenyamanannya semakin jempolan ditambah oleh bangku yang cukup enak diduduki dan kabin yang relatif lebih senyap. Bahkan dengan body yang relatif menggembung, gemuruh yang datang dari angin tergolong cukup minim.
Menyoal tentang kaki-kaki, E-C3 dibekali dengan MacPherson Strut di depan, dan torsion beam untuk belakang. Ini racikan yang sudah umum dibekalkan pada mobil-mobil di kelasnya. Tapi ini terasa beda saat disematkan pada E-C3, di mana Citroen berhasil menunjukkan kepiawaiannya dalam hal seting suspensi dan ini menjadi salah satu rahasia dapur mereka.
Akan tetapi ada sedikit catatan, di mana kenyamanan dan kesenyapan mobil ini ternodai oleh kompon ban yang kami rasa terlalu keras. Hal ini juga yang menimbulkan noise yang menelusup ke dalam kabin. Apabila diganti dengan ban yang soft persoalan ini bisa diatasi.
Performa Berkendara
Tidak seperti mobil listrik lainnya yang rata-rata punya performa yang menyentak. BEV yang satu ini justru terasa seperti mobil non EV. Saat pedal akselerator dibenamkan cenderung tidak terlalu direct, tak seresponsif mobil listrik murni pada umumnya. Demikian pula saat dibejek untuk berakselerasi mendahului mobil di depannya, sifat ini terus dibawa.
Hal ini bisa menjadi sesuatu yang positif dalam hal adaptasi bagi pengguna mobil konvensional jadi lebih mudah.
Perjalanan di jalanan rata tidak ada kendala berarti, namun saat melahap rute macet dan menanjak di Cisarua, di sinilah pengemudi harus mengeluarkan effort lebih.
Mobil sempat mundur sedikit saat berhenti dan rem dilepaskan. Sehingga peran rem tangan pun dibutuhkan agar mobil tidak bergerak mundur. Kira-kira seperti menggunakan mobil manual saat ada di posisi seperti itu.
Kesimpulan
Rute perjalanan test drive Citroen E-C3 adalah kantor pusat Citroen di bilangan Cawang menuju ke Plataran di bilangan Puncak Bogor pulang-pergi.
Total jarak yang tertera pada mobil yang kami gunakan adalah 133 kilometer. Angka ini diperoleh dengan perjalanan yang merupakan kombinasi tol hingga perjalanan perbukitan.
Ini bukan jarak yang jauh, kemacetan parah di sepanjang perjalanan pulang dan balik cukup ideal mendapatkan feeling yang nyata dari pengetesan terlebih mobil listrik.
Jika saat berangkat baterai menunjukkan 100%, maka saat balik kembali ke markas Citroen baterai kami menunjukkan di kondisi 24% saja.
Citroen berhasil menyuguhkan kenyamanan khas Eropa yang tidak dibisa diberikan oleh kompetitornya. Ia pun berhasil memberikan pengalaman berkemudi yang tak terlalu berbeda dengan mobil konvensional yang memudahkan penggunakan melakukan adaptasi lebih baik. E-C3 cukup enak digunakan di jalanan dalam kota yang relatif datar.
Mobil ini sepertinya tidak dirancang untuk keperluan perjalanan jarak jauh. Walaupun dibekali dengan kemampuan fast charging, namun kapasitas baterainya yang kecil cenderung menjadi pembatas untuk mendapat jarak tempuh yang jauh.
Dari segi harga, Citroen E-C3 dijajakan di angka Rp 377-385 juta (OTR Jakarta). Dalam hal ini Citroen bukan mobil yang dengan banderol yang terlalu ramah di kelasnya. Kompetitornya seperti Wuling Binguo EV ataupun Neta V dicanteli harga jauh di bawahnya.
Bagi Anda yang menginginkan mobil listrik untuk perkotaan yang cukup nyaman dan simple, mungkin E-C3 bisa jadi jawabannya. (SS)