Pick up atau biasa disebut juga truck di Tanah Amerika Serikat merupakan satu jenis kendaraan ‘sejuta umat’. Hampir mustahil tidak menemukan mobil jenis ini di seantero Amerika. Ditambah lagi raksasa otomotif Amerika seprti Ford, General Motors, dan sekarang ada Tesla punya berbagai model serta varian mobil angkut barang ringan itu.
Nah, yang agak menggelitik sebenarnya adalah mengapa di seberang Atlantik alias Eropa kendaraan seperti itu kurang digemari. Hal yang paling sering mengemuka adalah, pertama soal bahan bakar.
Ya, dengan dukungan mesin yang rata-rata berkapasitas besar membuat konsumen di Eropa enggan membeli pick up ala Amerika. Bukannya apa-apa, harga rerata bahan bakar di hampir seluruh wilayah Eropa lebih tinggi dibandingkan di Amerika Serikat. Belum lagi soal standar emisi yang berbeda antara kedua wilayah itu.
Selain itu, ketersediaan dimensi jalan di umumnya negara di Eropa juga tidak sebesar di Negeri Paman Sam. Ini juga termasuk ruang parkir, tentu akan banyak kesulitan bermanuver jika mengendarai mobil seperti Toyota Tundra atau yang sekelasnya.
Namun dengan munculnya produk seperti VW Amarok, Hyundai Santa Cruz, bahkan eksistensi Toyota Hilux ditengarai makin dilirik konsumen mobil Eropa. Terlebih dengan semakin masifnya pemakaian opsi motor listrik maupun hibrida sebagai pembangkit daya untuk mobil pick up yang akan dipasarkan ke wilayah Benua Biru itu.
#bus-truk-busindonesia-trukindonesia-safetydriving-defensivedriving-pikap