Kompetisi pasar di segmen kendaraan niaga ringan atau light commercial vehicle/LCV) di Indonesia tidak kalah kerasnya seperti di segmen truk kategori II dan truk kategori III. Di segmen LCV ini, sejumlah merk baru bermunculan mencoba mencuri dominasi pasar merek-merek mapan dari Jepang. Misalnya saja di pick up dengan daya angkut 1 ton. Selain pemain mapan seperti Suzuki, Mitsubishi dan Daihatsu, pasar kini juga dimasuki pemain baru seperti Tata Motors yang masuk ke pasar Indonesia sejak 2015 lalu, dan DFSK yang mulai memasarkan kendaraan pick up-nya sejak 2017.
Di segmen ini, Mitsubishi masih memiliki market share cukup bagus. Penjualan pick up Mitsubishi Colt T-120SS selama 2017 menurut Imam Choiru Cahya, Head of Sales & Marketing Group PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) dalam paparannya di Jakarta, pekan lalu, mencapai 10.777 unit dengan market share 9,7 persen. Mitsubishi memasukkan pick up ini dalam kategori Small Van & Pickup 4×2. Di market, pick up ini merupakan kompetitor Suzuki Carry 1.5 dan Daihatsu Granmax serta Tata Super Ace.
Secara umum, Mitsubishi meraih pangsa pasar 2 persen di segmen kendaraan niaga selama 2017 lalu. Secara total, market share Mitsubishi di kendaraan niaga ringan (di luar truk dan bus yang diageni oleh Krama Yudha Tiga Berlian Motors) selama 2017 lalu mencapai 27,2 persen dari posisi market share 26,3 persen di tahun 2016.
Selain dari pick up T120 SS, kuatnya penjualan kendaraan niaga ringan Mitsubishi selama 2017 lalu juga dikontribusi oleh penjualan Strada Triton 4×4 sebanyak 9.771 unit atau menguasai 59 persen segmen Small Pickup 4×4 nasional. Secara total, penjualan Strada Triton 4×2 dan pick diesel legendaris Mitsubishi L300 mencetak angka penjualan total sebanyak 23.096 unit atau menguasai 81,8 persen segmen Small Pickup & Van 4×2 Nasional.
“Penjualan mobil penumpang Mitsubishi naik 48 persen berkat kontribusi MPV Xpander dan SUV Pajero Sport. Sementara di kelompok kendaraan niaga, penjualan kami naik 2 persen dibandingkan dengan pencapaian 2016. Kenaikan sebesar 2 persen ini didukung beberapa aspek seperti membaiknya sektor pertambangan dan realisasi proyek-proyek pemerintah di awal 2017 sehingga mendorong penjualan Triton,” kata Imam Choiru Cahya.