Di tahun 2017-2018, segmen big bus tanah air dikuasai Hino RK 260 dengan pangsa pasar lebih dari 70 persen. Namun pandemi corona menyebabkan pasar big bus Hino meredup. Untuk itu dibutuhkan produk anyar.
Pada 6 April 2021, PT Hino Motors Sales Indonesia (HMSI) merilis bus R 260 AS (Air Suspension). Bus ini merupakan pengembangan dari R 260 yang sebelumnya memakai suspensi tipe leaf spring.
Di model baru ini sistem suspensinya sudah menggunakan Wide air suspension untuk menjawab kebutuhan konsumen terhadap transportasi yang nyaman bagi penumpang dan terutama untuk jarak tempuh yang jauh.
Lalu R 260 AS juga dilengkapi dengan Leveling valve untuk menyamakan ketinggian air bag kiri dan kanan, sehingga membuat operasional kendaraan dapat lebih stabil dan nyaman.
Selain itu, bus ini turut dilengkapi dengan switch pengatur ketinggian Height leveling valve air bag. Ini berfungsi untuk mengatur ketinggian air bag secara elektrikal pada kendaraan agar bumper depan dan belakang tidak terbentur jalan.
Menariknya, dalam pengembangan R 260 AS, Hino tidak bekerja sendirian. Karena mereka turut menggandeng karoseri asal Malang, Adi Putro. Harga jualnya dalam kondisi sasis saja mencapai Rp 951 juta (off the road).
“Produk ini merupakan kolaborasi pengembangan antara Hino dan Adiputro, di mana proses produksi air suspension dan quality control-nya telah disesuaikan dengan standard Hino,” kata Masato Uchida, President Director HMSI.
Lebih detail, bus ini tetap dibekali mesin J08E–UF 7.684 cc bertenaga 260 PS dan torsi 76 kgm / 1.500-rpm. Transmisinya manual 6-percepatan. Sehingga secara performa, bus ini dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan transportasi.
Seperti armada AKAP, transportasi dalam kota, pariwisata dan antar jemput karyawan karena bus ini memiliki kapasitas hingga 56 tempat duduk.
“Sebagai market leader, dengan produk ini semakin memperlengkap jajaran line up bus kami yang terkenal kuat, bertenaga dan memiliki biaya operasional yang efisien termasuk suku cadang yang terjangkau. tentunya hal ini menjadi nilai tambah untuk bisnis para pengusaha otobus”, tambah Masato Uchida.