Salah satu rencana besar dalam tata kelola transportasi massal di DKI Jakarta adalah dengan mengunakan bus listrik yang rencananya akan segera diinisiasi Transjakarta dalam waktu dekat. Jika melihat kondisi terkini Jakarta, banjir akan menjadi isu utama mengingat daerah ini menjadi jalur 13 sungai yang mengalir ke muara Jakarta.
Apakah jika kelak bus listrik sudah beredar, aman digunakan untuk menerjang banjir?
Dikutip dari thedriven.com, sistem kendaraan listrik relatif aman digunakan untuk menerjang banjir. Sejauh perangkat baterai dan motor listriknya sepenuhnya tersegel baik sehingga terisolasi dari air dan tidak sampai masuk ke dalam sistem.
Salah satu persyaratan yang harus dimiliki oleh Kendaraan Bermotor Listrik (KBL) adalah memiliki International Protection (IP) rating system. Semisal IP65 yang menjelaskan mampu melindungi baterai dan motor listrik dari debu dan air bertekanan rendah.
Pada IP grade yang lebih tinggi perangkat baterai dan motor listrik bahkan mampu bertahan pada air bertekanan tinggi sekalipun. Bahkan grade tertinggi yakni IP68, merupakan grade yang digunakan pada kapal selam.
Tentunya dalam penggunaanny, KBL tidak akan seekstrem digunakan seperti kapal selam. Jadi memang ada batasan pemakaian yang dianjurkan. Sejauh kendaraan masih bisa berjalan, kemungkinan akan aman, namun jika sempat terendam akan menimbulkan potensi kerusakan yang disebabkan oleh temperatur baterai yang memungkinkan resiko pengembunan.
Lalu apakah ada resiko tersetrum?
Sejauh tidak ada kerusakan berat karena benturan yang menyebabkan sistem pada baterai dan motor listrik bocor, kondisi tersebut tidak akan terjadi. Selain itu terdapat sistem pemutus otomatis yang disebut ground-fault detection system yang menjadi salah satu safety feature pada kendaraan KBL. Sistem kelistrikan akan total terputus, begitu sensornya mendeteksi adanya kebocoran.
Permasalahannya adalah, apakah bus listrik yang dioperasikan di Jakarta kelak punya semua fitur tersebut di atas? Diharapkan pihak pengelola memperhatikan juga sistem tersebut.