MAN saat ini dikenal sebagai produsen bus listrik dunia. Salah satunya adalah MAN Lion’s City E versi 12 meter yang muncul pada 2018-2019 dan versi 18 yang hadir tahun ini. Namun bus-bus tidak akan pernah ada jika MAN tidak memulainya sejak 50 tahun silam, di mana pada MAN 750 HO-M10E diluncurkan pada 13 Februari 1971.
Tentu tidak bisa dibandingkan dengan bus listrik zaman sekarang dengan segala kepraktisan dan kenyamanannya. Lupakan baterai lithium ion yang jadi andalan bus setrum modern, karena pada bus yang dikerjakan keroyokan oleh MAN, RWE, Bosch dan Varta hanya mengandakan baterai 108 kWh berbasis dari bahan timbal-asam yang berat dan besar. Untuk membawa baterainya, bus ini pun harus dilengkapi dengan gandengan khusus.
Walau sudah memboyong gandengan untuk sumber tenaganya, namun jarak tempuhnya hanya 50 km atau 2-3 jam berkendara dengan membawa maksimal 99 penumpang.
Dari segi kinerja bus dengan gandengan ini boleh dibilang cukup menggembirakan karena sejauh 6.000 km saat dioperasikan nyaris tidak ada permasalahan berarti.
Dinilai membawa hasil yang cukup menggembirakan, maka pada 1972 bus ini diterjunkan untuk pengangkutan atlet Olimpiade Munich dengan mengandalkan dua bus dan diback up oleh delapan bus berbahan bakar gas alam.
Dan ajang olahraga akbar ini sekaligus jadi tempat pembuktian kinerja bus .di mana kedua bus tersebut harus bekerja ekstra hingga 20 jam sehari dan hasilnya pun cukup mengembirakan. Selama bertugas dikabarkan bahwa tidak ada masalah teknis sama sekali.
Dua tahun setelahnya, MAN meningkatkan kapasitas baterainya menjadi 163 kWh atau naik 51%. Jarak tempuhnya pun naik menjadi 80km.
Untuk setengah abad silam, yang dilakukan oleh MAN merupakan prestasi tersendiri dan luar biasa. Walau jika dibandingkan dengan bus listrik akan ada perbedaan yang signifikan. Saat ini bus terbaru MAN yakni MAN Lion’s E punya kapasitas baterai Lithium Ion 480 kWh yang dipasangkan pada lantai dengan jarak tempuh 200 km hingga 270 km.