OTODRIVER - Menggunakan mobil listrik bukan hanya melakukan penyesuaian dengan wujud teknologi baru, namun juga dibutuhkan penyesuaian kebiasaan pada penggunanya. Oleh sebab itu, para pengguna mobil listrik biasanya sudah menentukan jalur dan tujuan yang akan dilaluinya.
Hal ini juga ternyata erat hubungannya dengan keberadaan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) pada jalur yang dilewati. Dan ini adalah bagian penting dari ekosistem mobil listrik.
Kendati jarak tempuh kendaraan listrik semakin panjang, namun melihat kondisi saat ini range anxiety dapat dikatakan masih menghantui pengguna mobil listrik, terlebih bagi pengguna mobil listrik untuk perjalanan keluar kota.
Selain itu, populasi SPKLU pun belum cukup merata di berbagai kota bahkan di Pulau Jawa sekalipun.
Pakar mobilitas berkelanjutan, Mahaendra Gofar mengatakan bahwa rasio antara jumlah charger dan populasi mobil listrik di Indonesia belum ideal.
“Idealnya rasio satu (1) SPKLU mampu melayani 10 mobil. Namun data saat ini menunjukkan bahwa jumlah mobil listrik di Indonesia ada sekitar 70 ribu unit, dengan demikian satu (1) SPKLU melayani 20 mobil,” terang Gofar saat ditemui di Jakarta Pusat, beberapa waktu silam.

Gofar mengatakan bahwa kelangkaan SPKLU ini merupakan sesuatu yang menjadi perhatian pemangku kebijakan dan ini menjadi peluang bisnis yang potensial baik itu bagi PLN sebagai penyelengara listrik negara ataupun bagi pelaku bisnis di bidang ini.
Karena ia menyakini bahwasanya jumlah pengguna mobil listrik di Indonesia akan terus meningkat dengan drastis.
“Brand otomotif yang mengusung produk EV akan semakin banyak dan pandangan masyarakat mengenai mobil listrik akan bergeser di mana mobil listrik akan semakin diterima,” tutupnya. (SS)