Aliansi Renault-Nissan-Mitsubishi tengah serius menggarap mobil baru yang nantinya akan dijual di Amerika Latin, Eropa dan India. Model tersebut juga rencananya akan menjadi merk global yang juga memungkinkan hadir di Asia Tenggara termasuk Indonesia.
Nissan dalam siaran resmi di laman perusahaan pada Sabtu, menyatakan bahwa perjanjian antar perusahaan dalam satu aliansi itu diharapkan bisa mencapai kesepakatan definitif pada akhir kuartal pertama 2023.
Perusahaan menambahkan, tujuan utama dari perjanjian kemitraan itu antara lain untuk meningkatkan efisiensi dan menciptakan semangat baru dalam pemanfaatan teknologi unggulan dari tiga anggota aliansi.
Selain itu, mereka juga akan fokus pada proyek operasional bernilai tinggi di wilayah Amerika Latin, India dan Eropa yang mewajibkan ketiga perusahaan membuka peluang untuk saling menguntungkan, baik dari sisi teknologi maupun efisiensi biaya produksi.
Untuk pasar Amerika Latin, Nissan dan Renault akan berbagi platform mobil pickup berbasis Nissan Frontier/Renault Alaska yang diproduksi di Cordoba, untuk dipasarkan di Argentina.
Di Meksiko, Nissan akan memproduksi model baru untuk Grup Renault, atau menjadi mobil Renault pertama yang diproduksi di sana dalam 20 tahun. Nissan dan Renault Group juga akan mengkomersialkan dua kendaraan listrik segmen A yang menggunakan platform CMF-AEV (Common Module Family).
Di India, Nissan dan Renault akan berkolaborasi untuk membuat beberapa model baru, termasuk segmen SUV dan pengembangan Renault Triber dengan merek Nissan. Mereka juga sedang mempertimbangkan mobil listrik untuk pasar India.
Sedangkan di Eropa, Mitsubishi bisa memanfaatkan platform Renault untuk mengembangkan model ASX dan Colt generasi terbaru berdasarkan platform CMF-B.
Setelah itu, Renault akan mempersiapkan peluncuran FlexEVan pada 2026 dan Nissan akan menjajaki peluang memasarkan mobil listrik segmen C dengan konsep berbagi teknologi dengan Renault maupun Mitsubishi.