Mobil listrik sudah banyak ditemui di pasar Indonesia. Hyundai juga terlihat sebagai brand awal yang menggembar gemborkan penjualan mobil ramah lingkungan di Bumi Pertiwi.
Lantas karena era mobil listrik masih terhitung seumur jagung, banyak pertanyaan dari masyarakat terkait kekuatan baterai yang digunakan mobil tersebu. Apakah ada kemungkinan rusak atau menggelembung seperti yang sering terjadi di smart phone?
Menjawab pertanyaan tersebut, Product Expert dari PT Hyundai Motors Indonesia, Bonar Pakpahan menyatakan bahwa meskipun sama-sama menggunakan baterai, mobil listrik berbeda dengan baterai smartphone.
Selain teknologinya, baterai yang digunakan pada mobil listrik juga sudah dibuat dengan desain khusus.
"Kami akui bahwa baterai Lithium Li-Ion memang memiliki masa pakainya sendiri. Tapi tolong, baterai mobil listrik jangan disamakan dengan baterai smartphone," tuturnya di Indonesia International Motor Show (IIMS) 2022 JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat pada Senin, 5 April 2022.
"Di mobil listrik sudah ada teknologi yang memastikan bahwa overcharge itu tidak akan terjadi," tuturnya.
Sebagai contoh, di Hyundai Ioniq 5 ada fitur khusus yang digunakan ketika pengguna sedang mengecas baterai mobil listrik. Pengguna bisa mengatur sendiri sampai berapa perssen pengisian daya mobil tersebut.
Jika sudah terisi, maka secara otomatis arus yang mengalir ke mobil pada saat proses charging akan terhenti.
"Mau selama apapun dicharge, tapi kalau udah mencapai persentase baterai yang diinginkan. Ya dia bakal mati. Jadi sangat kecil kemungkinan mobil ini baterainya bisa overcharge," tutup Bonar.