Indonesia ingin menjadi salah satu Negara penting dalam pengembangan mobil listrik di dunia. Perlahan tapi pasti, produsen roda empat mulai menginvestasikan dana segarnya untuk membangun proyek mobil ramah lingkungan di Tanah Air.
Bahkan, untuk mendorong produksi kendaraan listrik, pemerintah juga tengah melakukan hilirisasi dari produk nikel.
Nikel sendiri, merupakan salah satu material atau bahan yang nantinya dibutuhkan untuk membuat baterai lithium. Komponen tersebut akan menjadi penting dalam rantai kendaraan listrik berbasis baterai.
"Di Kalimantan Utara kita ada bangun produksi lithium baterai untuk 3 juta kendaraan dan itu semua sedang berjalan," ujar Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, dalam rangkaian acara G20 yang diselenggarakan Himpuni di IPB International Convention Center Bogor, Jawa Barat, beberapa waktu lalu.
Lanjut Luhut, diperkirakan produksi lithium baterai ini akan mulai berjalan efektif di kuartal II-2024. Kalau ini sudah berjalan, Luhut menyebut Indonesia bisa menjadi negara penghasil lithium baterai terbesar di dunia ke-2 di tahun 2028 mendatang.
"Kalau ini semua berjalan sesuai rencana, kita akan bisa jadi negara penghasil industri lithium baterai nomor 2 tahun 2028. Ini satu langkah yang bagus," tegasnya.
Sementara itu, terkait produksi kendaraan listrik di Tanah Air, ia juga telah memerintahkan perusahaan otomotif asal Korea Selatan Hyundai memproduksi 12 ribu kendaraan listrik di tahun depan. Ribuan mobil listrik ini untuk memenuhi kebutuhan kendaraan di Indonesia.
"Misalnya tahun depan, kita dorong Hyundai untuk produksi mobil listrik hingga 12 ribu unit," tukasnya.