Saat ini pabrikan otomotif berlomba-lomba memperkenalkan mobil listrik mereka. Sejak 2019 yang lalu, tercatat sudah ada nama-nama seperti Mitsubishi Outlander PHEV, BMW i3s, Mercedes Benz E300e EQ dan kini Hyundai Ioniq mulai dijual di tanah air.
Hal tersebut membuat nama-nama mobil bermesin diesel terlihat semakin ketinggalan jaman, karena kita ketahui mobil jenis ini masih menyumbang polusi cukup tinggi dari gas buang yang dihasilkannya, sementara mobil listrik dianggap jauh lebih ramah lingkungan.
Meski demikian, tak lantas mobil bermesin diesel akan langsung ditinggalkan konsumen. Pasalnya, hingga saat ini masih banyak yang mengandalkan mobil-mobil penenggal solar itu, karena dianggap memiliki torsi lebih baik dan lebih hemat bahan bakar dibanding mesin bensin.
Seperti dikutip Antara.com, Deputy Marketing Director PT Hyundai Mobil Indonesia, Hendrik Wiradjaja, mengatakan bahwa mobil berbahan bakar solar, khususnya untuk segmen mobil penumpang, belum akan meredup dalam waktu dekat. Diesel memiliki penggemar tertentu dan seolah berada tetap di hati masyarakat dengan berbagai romantismenya; irit, penuh dengan kepulan asap dan mesin bandel. Itulah yang ditawarkan kelebihan yang tidak ada pada mobil bensin.
"Kita tidak memprediksi trennya seperti apa ke depan. Tapi meskipun ada mobil listrik, engga akan secepat itu juga mobil diesel meredup. Khusus untuk sport utility vehicle (SUV) diesel, trennya justru stabil,” kata Hendrik.