Fitur keselamatan berupa kantung udara atau yang lebih dikenal dengan airbag kini terdapat pada sebagian besar model mobil yang ada di Indonesia. Airbag sendiri diklaim mampu mengurangi risiko cedera pada manusia di dalam mobil saat terjadi kecelakaan.
Ketika tabrakan terjadi, sensor mobil yang ditempatkan di bagian depan langsung mengirimkan sinyal dan membuat kawat menjadi panas. Pemanasan ini menghasilkan sejumlah gas nitrogen yang mengisi airbag dan membuat kantung mengembang. Umumnya Airbag mengembang saat terjadi tabrakan dengan kecepatan tinggi.
Lantas mengapa airbag tak mengembang ketika mobil mengalami tabrakan dalam kecepatan rendah? Davik Nugroho selaku Global Project Management Methods and Engineering Proces Autoliv selaku perusahaan produsen airbag dan sabuk pengaman mobil mencoba menjelaskannya.
“Memang airbag tak di-desain meledak saat kecepatan rendah, karena kecepatan relatif rendah dan potensi penumpang terluka rendah,” ujar David ketika ditemui di Karawang Jawa Barat (14/11).
Selain itu juga, rupanya ledakan airbag merusak bagian interior mobil. “Ledakan airbag tentunya merusak bagian setir dan dasbor. Jika rusak akibat kecelakaan yang tidak berarti, tentunya biaya penggantian mahal,” tambahnya.
Akhir-akhir ini, mobil penumpang yang dipasarkan di Indonesia sudah dilengkapi dengan fitur keselamatan airbag di semua variannya. Hanya saja segelintir mobil seperti Wuling Confero salah satunya, tak memiliki airbag pada varian termurahnya.