Transisi ke arah kendaraan listrik semakin cepat, tentunya Indonesia juga akan menjadi basis terdepan terutama dalam hal baterai kendaraan listrik.
Nantinya, Sulawesi Tenggara akan menjadi salah satu ekosistem baterai kendaraan listrik alias electric vehicle (EV) dengan hilirisasi nikel melalui penggunaan energi baru terbarukan (EBT) sebagai sumber daya.
"2024-2025, Sulawesi Tenggara akan menjadi salah satu bagian hilirisasi untuk membangun ekosistem EV battery," kata Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, dikutip dari laman CNN.com.
Baca Juga: Hyundai Siapkan Pabrik Baterai Mobil Listrik Sendiri di Indonesia, Intip Bocorannya
Pemilihan provinsi tersebut bukan tanpa alasan, sebab Sultra dinilai kaya akan sumber daya alam berupa nikel dan aspal. Akan tetapi, hilirisasi nikel di Sultra belum semasif daerah lain alias baru sampai setengah jadi.
Untuk itu pemerintah akan membuat nilai tambah agar proses tersebut mencapai 70-80 persen. Tujuannya guna membangun ekosistem baterai listrik di Sultra juga sebagai jalan menciptakan lapangan pekerjaan.
Lebih lanjut ia mengatakan, dengan menjadi ekosistem baterai kendaraan listrik Sultra akan menerapkan konsep ekonomi hijau, guna menerapkan prinsip berkelanjutan.
"Sekarang kalau mau produk kita laku di dunia, tidak bisa kita hindari green energy, green industry. Kalau kita masih pakai batu bara pasti produk kita tidak akan laku atau tidak dihargai sebaik proses industri yang memakai green energy, EBT," tambahnya.
Dengan tujuan tersebut tentu menjadi angin segar guna mempercepat transisi ke arah elektrifikasi di Tanah Air, sebab komponen baterai menjadi hal yang penting untuk sebuah kendaraan listrik.