OTODRIVER - Mitsubishi menegaskan bahwa Xpander Hybrid yang digadang-gadang hadir di tahun depan tidak mengunakan teknologi e-Power yang dimiliki aliansinya, Nissan. Di mana teknologi ini diadopsi pada sosok Kicks e-Power.
“Saat ini Nissan dan Mitsubishi memiliki pendekatan yang berbeda soal hybrid. Nissan memiliki e-Power, sedangkan sistem kita berbeda tetapi tidak saya akan jelaskan sekarang seperti apa sistem hybrid milik kami,” jelas Atsushi Kurita selaku Presiden Direktur PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) saat diwawancarai di Tokyo, Jepang beberapa waktu lalu.
Kurita memberi kisi-kisi bahwa Xpander Hybrid yang akan dibuat di Thailand ini akan menggunakan sistem hybrid pararel. Artinya sistem kerja yang dianut juga oleh Hybrid Electric Vehicle (HEV) Toyota dan Honda.
Sistem ini memiliki cara kerja dengan mengandalkan kombinasi antara mesin dengan motor listrik. Kedua sumber tenaga ini langsung terhubung ke roda penggerak dan akan bekerja bergantian atau bersamaan tergantung kebutuhan.
Mobil dengan teknologi ini dapat berkerja dengan mengandalkan mode full elektrik dalam jarak dan kondisi tertentu. Akan tetapi jika kemudian dibutuhkan performa tambahan atau daya baterai sudah mencapai pada level tertentu, mesin bakar akan menyala. Saat bekerja kolaborasi mesin bakar dan motor listrik ini akan menghasilkan efisiensi yang lebih baik dan juga performa yang lebih baik.
Sedangkan untuk sistem hybrid series yang diterapkan pada e-Power, pergerakan mobil sepenuhnya mengandalkan motor listrik (electric driven) dan mesin bakar tidak terhubung dengan roda, hanya berfungsi sebagai generator saja.
Mari kita berspekulasi tentang sistem hybrid yang bakal dijejalkan pada LMPV laris Tiga Berlian ini.
Berbincang mengenai teknologi hybrid, bukan perihal baru bagi Mitsubishi. Jika mengacu pada ‘kata kunci’ hybrid pararel, maka jenis Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV) yang bakal muncul.
Apakah sistem PHEV yang akan dijejalkan pada Xpander Hybrid?
Kami berasumsi bahwa kemungkinan besar tidak akan menggunakan sistem PHEV yang mahal.
Sistem PHEV ini kurang pas dengan profil LMPV seperti Xpander yang sangat sensitif dengan masalah harga dan menjadikannya tidak kompetitif. Jadi kami rasa bukan sistem ini yang bakal dibenamkan pada Xpander.
Apakah Mitsubishi tengah mengembangkan teknologi hybridnya sendiri saat ini? Mungkin saja, akan tetapi ada peluang lain untuk mendapatkan sistem hybrid pararel.
Kita mulai dari Nissan, di mana ia memiliki juga teknologi hybrid pararel yang dipasangkan pada Nissan Juke 1.6 Hybrid. Menariknya sistem Hybrid milik Juke ini mengadopsi teknologi E-Tech milik Renault yang tak lain masih ‘sedulur’ juga dengan Mitsubishi.
Mengupas sedikit mengenai Juke Hybrid, ia dibekali dengan mesin 4 silinder 1.6 naturally aspirated dengan letupan daya 94 PS dan torsi 148 Nm. Sedangkan motor listriknya punya daya 50 PS dan torsi 205 Nm. Sistem ini pun dikloning dari Renault Captur E-Tech.
Atau bisa juga, Mitsubishi menyadur teknologi ini langsung dari Renault. Keduanya punya sejarah bekerjasama untuk urusan hybrid tepatnya pada Renault Captur yang disusupi teknologi PHEV Mitsubishi.
Di model Captur ini Mitsubishi melakukan rebadge dengan nama ASX, yang ditempatkan sebagai generasi kedua.
Berbincang tentang Captur generasi II, mobil ini cukup lengkap dengan pilihan PHEV dan juga HEV. Dan semua teknologi ini dicopy paste ke ASX gen II.
Jadi prediksi kami, Xpander Hybrid akan menggunakan teknologi yang disadur dari Renault ini.
Jika memang hal ini benar, maka juga memberi fakta baru bahwa Xpander bukan mobil HEV pertama Mitsubishi (SS)