OTODRIVER - Hyundai mengomentari soal datangnya merek-merek asal Cina yang bermain mobil listrik di Indonesia.
Selain Hyundai, ada beberapa pemain besar yang bermain mobil listrik di Indonesia saat ini.
Sebut saja seperti Wuling yang memiliki pangsa besar di mobil listrik kemudian disusul oleh DFSK.
Tidak hanya itu, ada beberapa merek asal Tiongkok yang masuk guna meramaikan segmen mobil bertenaga setrum di Indonesia.
Sebut saja beberapa brand yang hadir pada ajang GIIAS 2023 lalu, seperti Neta dan juga Great Wall Motors yang hadir membawa sub-brand-nya, yakni ORA.
Lantas, pihak Hyundai berkomentar bahwa kedatangan pemain-pemain baru ini ternyata berdampak baik untuk pasar elektrifikasi di Indonesia.
"Ya bagus, karena sekarang ini kan baru ada dua pemain besar (di segmen elektrik), Hyundai dan Wuling. Kontribusinya kurang lebih 60 persen berdua, sampai dengan bulan kemarin (Hyundai-Wuling) terjual 9.000-an (unit) dari market 12 ribu," ujar Fransiscus Soerjopranoto selaku Chief Operating Officer (COO) PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) ketika diwawancarai disela-sela acara oenyerahan mobil operasional FIFA World Cup U-17 di Jakarta Pusat, Selasa (7/11).
Dan menurutnya, dengan hadirnya beberapa brand yang bermain di mobil listrik tentu akan semakin membentuk pasar mobil listrik di Indonesia semakin kuat.
"Makin banyak maker yang masuk, apakah itu China atau Jepang, malah makin membentuk market-nya. Sehingga mau nggak mau kan yang namanya ekosistem pasti terbentuk. Sekarang kan Hyundai sedang create ekosistem, nanti akan lebih banyak SPKLU mandiri yang bermunculan," timpalnya.
"Jadi yang kita harapkan adalah membangun industri yang lebih ramah lingkungan, karena concern kita kan lagi-lagi (memerangi) polusi. Kemudian ketergantungan kendaraan terhadap bahan bakar fosil," ujar pria yang akrab disapa Frans ini. (AW).