Sebenarnya ini bukan kali pertama mencicip Mini Cooper S Countryman. Namun kali ini merupakan yang terlama dan sekaligus menempuh jarak yang terjauh.
Tidak seperti dua Lebaran sebelumnya, Lebaran kali ini saya dan keluarga mudik ke Yogyakarta seperti halnya mudik reguler sebelum adanya pandemi Covid-19. Artinya akan melewati siksaan berwujud kemacetan yang bisa saja terjadi kapanpun di manapun.
Mini Cooper S Countryman kembali mengelitik untuk dijadikan armada pulang kampung. Dan sebuah Mini Cooper S Countryman berakta 2022 berkelir British Racing Green resmi menemani ke kampung halaman. Mobil yang kami pakai ini telah mengalami beberapa penyegaran, salah satunya pada lingkar kemudi, dan Mini pun melabur emblem yang semula krom menjadi hitam.
Rute tol Trans Jawa jadi pilihan kami menuju ke kota Gudeg. Berdasar data pada Google Maps, terbentang jarak 549 km menuju destinasi kami. Jika dihitung dengan perjalanan balik dan selama digunakan di Jogja, maka total perjalanan mencapai kurang lebih 1.350 km.
Dalam perjalanan mudik seperti ini tentu kami membawa banyak barang yang disusun di bagasi. Bagasi Countryman pun cukup lega dengan ketersediaan ruang hingga 450 liter, sehingga muatan bagasipun dapat ditata dengan cukup baik. Untuk membuka pintu bagasi pun cukup dengan menekan tombol pada handle pintu belakang atau memencet tombol pada remote kunci kontaknya.
Mobil yang dirakit CKD di Indonesia ini memberikan kepraktisan yang cukup memadai. Sepasang cup holder tersedia di kabin depan dan sepasang lagi di kabin belakang, tepatnya pada folding hand rest di bangku belekang. Selain itu pada keempat pintunya terdapat kantong-kantong serbaguna untuk menampung barang-barang kecil yang digunakan sepanjang perjalanan.
Perjalanan ke Yogyakarta cukup lancar dan kami mendapatkan lajur contra flow dan si hijau pun digeber di kecepatan rata-rata 90 hingga 115 km/jam. Handling sebagai mobil berkelas pun terasa cukup mantap. Mesin 2.0 liter Twin Power Turbo 192 hp melakukan kolaborasi cantik dengan girbok Dual Clucth 7 percepatan. Tenaga dapat dideliver dengan presisi sehingga terkadang tergoda untuk membawa mobil ini melebihi batas kecepatan yang diperbolehkan di jalan raya.
Saat digeber, kabin pun terasa lumayan senyap. Perangkat audio dari Harman Kardon mengalunkan dengan cukup mantap.
Pengemudi pun terasa lebih aman dengan kehadiran fitur Lane Depature Warning System yang akan memberi feedback berupa getaran pada lingkar kemudi apabila mobil keluar dari garis lajur jalanan.
Namun demikian, suspensi yang terasa cukup sporty ini harus menerima konsekuensi saat diajak berjalan di kecepatan rendah. Bantingan suspensi terasa keras dan mengurangi kenyamanan berkendara.
Selain itu kenyamanan mobil ini sedikit terkoreksi salah satunya dari bangku depannya yang mengunakan tipe semi bucket. Bagi pengguna bertubuh besar bangku tersebut terasa kurang lega. Dengan posisi mengemudinya cukup enak, tetap saja terasa kurang nyaman. Namun sepertinya hal itu hanya terjadi pada mereka yang berbodi lebar saja.
Dalam perjalanan pulang, kami harus menerima kenyataan terjebak dalam kemacetan yang lumayan parah. Estimasi waktu yang ditunjukkan oleh Google Map pun molor hingga lebih dari 6 jam. Dan selama bermacet-macetan, mesin Mini tidak menunjukkan gejala overheat, tetap minim getaran dan tetap responsif.
Mengacu pada MID, tercatat konsumsi bahan bakar di 9,6 liter/ 100 km atau sekitar 10,4 km/liter. Sebuah angka yang kami rasa cukup fair dengan kinerja mobil yang cukup menyenangkan ini.
Spesifikasi
Mesin 2.0L MINI TwinPower Turbo
Transmission 7-Speed Sport Dual Clutch Transmission
Max output (hp/rpm) 192 / 5000-6000
Max torque (Nm/rpm) 280 /1350-4600
Acceleration 0-100km/h (sec) 7.5
Top speed (km/h) 226
Fuel tank capacity : 16,1 galon / 60,9 liter