Hyundai Ioniq 5 ditugaskan sebagai salah satu kendaraan pendukung G20 Summit 2022 di Bali. Namun harus diakui, baru-baru ini ada kabar tidak sedap datang dari seorang pemilik Hyundai Ioniq 5.

Ashram yang merupakan pemilik Ioniq 5 berdomisili di Bandung mengalami penurunan daya secara tiba-tiba dari 80 persen menjadi 0 persen. Tidak hanya itu, Ioniq 5 miliknya ini pun tidak bisa di-cas.

PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) pun turun tangan. Mobil listriknya tersebut dibawa ke pabrik Hyundai untuk dilakukan investigasi. Hasilnya, ditemukan masalah pada voltase di setiap sel baterainya.

Namun, pihak Hyundai pun mengklarifikasi bahwa pengguna Ioniq 5 tidak perlu khawatir perihal masalah tersebut. Makmur selaku Chief Operating Officer (COO) PT HMID pun menyebutkan bahwa Ioniq 5 memiliki teknologi yang canggih agar konsumen terhindar dari bahaya akibat kerusakan baterai.

"Mengenai baterai, jadi sebenarnya tidak usah khawatir. Justru di situlah menunjukkan kecanggihan mobil Hyundai. Dalam mobil Hyundai itu ada namanya BMS (Battery Management System)," jelas Makmur saat acara penyerahan mobil G20 kepada wartawan di Jakarta Pusat, Selasa (25/10).

"Jadi di BMS itu pada saat dia mengecek ada di dalam konfigurasi baterai ditemukan ada satu yang memang tidak sama tegangannya, karena hal tersebut makanya BMS langsung meng-cut semuanya. Tujuannya apa? Untuk membuat safety bagi si penggunanya. Itu fungsi dari mobil electric yang mempunyai fitur yang tinggi. Jadi sebenarnya tidak ada masalah, tidak perlu dikhawatirkan," sambungnya.

"Jadi itulah fungsi BMS tersebut. Jadi setiap mobil yang canggih itu ada banyak macam, ada ECU, ada BMS, hal-hal lain seperti itu. Dan itu ada di Ioniq 5," tutupnya.