Perkembangan dunia otomotif mulai beralih ke model listrik, terbukti dari berbagai pabrikan terus berlomba menghadirkan kendaraan baru dengan desiain yang modern. Bicara kendaraan listrik erat kaitannya dengan penggunaan baterai yang memang menjadi sumber tenaga. Untuk mencapai tujuan melestarikan lingkungan, nantinya baterai akan dirancang daur ulang.
Namun menurut Isobel Sheldon, chief strategy officer di produsen baterai Britishvolt, saat ini berbagai industri sedang mencari cara untuk kembali menggunakan bahan yang telah digunakan, seperti kobalt. Tetapi untuk mencapai tujuan tersebut membutuhkan waktu yang tak sebentar. Bahkan bisa memakan waktu 10 tahun lagi untuk menggunakan bahan daur ulang dari baterai yang telah digunakan.
"Kami punya sedikit waktu untuk memikirkannya dan tujuan ini tidak akan menjadi masalah karena dapat terwujud dalam beberapa waktu," katanya, dikutip dari laman Autocar.
Selain itu, Sue Slaughter, Direktur Pembelian Ford, mengatakan bicara mobil listrik yang menggunakan baterai salah satu aspek kuncinya adalah kelestarian lingkungan. "Penting untuk unggul dalam hal sumber energi, tidak ada gunanya memiliki EV jika energi untuk membuat baterai masih berasal dari bahan bakar fosil," tambahnya.
Ford salah satu pabrikan yang sangat serius dalam persoalan baterai, untuk mengurangi emisi pabrikan tersebut memilih buntu melokalisasi produksi baterai daripada mengirim suku cadang dari luar negeri. "Langkah tersebut sangat penting bagi Ford dan semua industri, salah satu tujuannya untuk menghindari hambatan produksi baterai," tambahnya.
Lokalisasi juga memungkinkan produksi sesuai dengan undang-undang negara tempat produksinya, yang, menurut Ford, akan mengurangi masalah hak asasi manusia dan meningkatkan kondisi kerja.
“Kami tidak ingin menciptakan lingkungan bebas karbon jika kami kemudian menciptakan banyak masalah hak asasi manusia,” tutupnya.