Beralih membawa kendaraan konvensional ke elektrifikasi ternyata membutuhkan pelatihan khusus, tujuannya agar tetap nyaman saat berkendara dan terhindar dari potensi bahaya.
Berkaca dari peralihan dari mobil manual ke matic. Menurut Sony Susmana, pengajar senior di Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), konsen dari mengendarai mobil matik yaitu kenyamanan, ketika mindset tersebut sudah melekat pengemudi akan berpikir mudah.
"Padahal tidak kalah bahayanya seperti kendaraan manual, pasti ada potensi. Sama juga seperti peralihan ke elektrifikasi, ketika sudah melakukan training bisa meredam bahaya tersebut," katanya.
Baca Juga: Mobil Listrik Lebih Laku dari Mobil Hybrid? Ini Faktanya
Lebih lanjut Sony mengatakan bisa digarisbawahi bahwa bisa mengemudikan kendaraan listrik belum tentu paham operasionalnya. Untuk itu penting memahami beberapa fitur yang disematkan pada kendaraan listrik.
"Seperti baterai kita harus tahu kapan harus diisi kembali karena memang silent, kendaraan dimatikan dan kapan waktu harus bertahan itu harus diperhatikan," paparnya.
Beberapa mobil listrik yang meluncur di Indonesia memang hadir dengan pengecasan yang tergolong mudah, bahkan bisa dilakukan hanya di rumah saja. Untuk itu penting memperhatikan kapasitas baterai.
Bukan tanpa alasan, sebab SPKLU di Indonesia sendiri masih sangat minim, dan ketika mobil listrik habis bateri dapat membuat pengguna kelimpungan.
Jadi, pastikan untuk mengetahui banyak hal sebelum membeli kendaraan listrik.
#kendaraan-listrik #mobil-listrik #membawa-mobil #pengguna-mobil #spklu