Mengemudikan kendaraan, tentunya butuh tanggung jawab yang besar, apalagi pada kendaraan umum yang membawa pemumpang cukup banyak, keselamatan penumpang dan pengguna jalan lain adalah hal yang patut diutamakan.
Karenanya, saat mengemudi perlu konsentrasi dan kondisi yang mendukung pengemudi untuk tetap ‘awas’ saat mengendalikan kendaraannya. Seperti yang pernah diungkapkan oleh salah seorang instruktur safety driving, Erreza Hardian dari Rifat Drive Lab, dalam sebuah kesempatan. “Tugas pengemudi hanya menyetir,” jelasnya.
Dari sana cukup jelas, bahwa pengemudi selayaknya tidak terganggu oleh hal-hal lain di luar tugasnya saat mengemudi.
Berkaca dari hal tersebut, hilangnya konsentrasi saat menyetir, diduga menjadi penyebab kecelakaan bus Transjakarta menabrak Pos Polisi di Cililitan. Diduga dongkrak menggelinding dari bawah jok dan mengganjal pedal gas, sehingga supir tak dapat mengurangi kecepatan. Begitu juga di kawasan Sudirman, di mana supir hendak mengambil botol minuman yang terjatuh, membuat supir tak melihat kondisi di jalan dan menabrak pembatas jalan.
Perlu disadari, penyebab perilaku hilangnya konsentrasi tersebut adalah kondisi yang tidak ideal. Mengapa dongkrak, yang seharusnya tersimpan rapi di tempat yang jauh dari pengemudi ada di kabin dan mengganjal pedal gas? Begitu pula botol minuman, jika ditaruh pada penyimpan yang sesuai (cup/bottle holder) tentu tak akan menggelinding di dek kabin.
Tentunya perlu dikaji lebih mendalam guna mencegah pengemudi kehilangan konstentrasi. Misalkan membuat ruang kabin bersekat khusus pengemudi, sehingga tak ada benda-benda mengganggu kompartemen di sekitar pengemudi.