Banyak versi yang menyebutkan awal mula recreational vehicle (RV) maupun motorhome. Salah satunya menyebutkan, RV terinspirasi oleh kafilah Roma yang berkeliling Eropa.
Lantas, berdasarkan data yang kami peroleh, RV pertama adalah Touring Landau Pierce Arrow pada 1910. Kendaraan itu selain sudah memenuhi kebutuhan untuk menginap di dalamnya, juga dilengkapi dengan telepon dan toilet, Touring Landau mencerminkan konsep kemewahan dan kenyamanan dan merupakan hal yang benar-benar baru saat itu.
Tak bisa dilupakan juga, ketika sebuah Gipsy Van di tahun 1915 yang dikendarai oleh Roland R Conklin yang menjadi headline di berbagai surat kabar di New York, AS, karena membawa bus yang ada kamar mandi dan dapur, dengan 19 orang di dalamnya. Benar-benar seperti rumah berjalan.
Dari sanalah, berkembang pula wisata overland atau jalan darat yang menggunakan campervan atau motorhome tersebut. Tidak perlu memikirkan penginapan, mereka bisa berhenti untuk menikmati pemandangan alam di tempat yang dikira cocok.
Hingga saat ini, liburan menggunakan campervan pun marak. Terutama di masa pandemi, ketika urusan transportasi dirasa lebih ribet dibandingkan masa sebelumnya. Ingin naik pesawat atau kendaraan umum lainnya, harus melakukan prosedur tertentu, begitu pula ketika akan menginap di hotel.
Akhirnya, motorhome pun dipilih, karena kebutuhan akan ‘hotel’ dan ‘sarana transportasi’ sudah terpenuhi. Tinggal mencari tempat untuk menikmati pemandangan saja, sepanjang perjalanan.
Nah, di Indonesia pun demikian, banyak yang mengubah atau memodifikasi kendaraannya agar bisa dijadikan tempat untuk berkemah (camping). Tak terbatas pada SUV dan Van saja, beberapa city car pun disulap agar menjadi ‘campervan’.
Tetapi, jika ingin memiliki campervan yang ideal dengan segala keperluan di dalamnya, beberapa industri karoseri sudah melakukan hal itu. Seperti perusahaan karoseri Delima Jaya, Bogor, Jawa Barat yang sudah membuat beberapa campervan atau motorhome berdasarkan keinginan konsumennya.
Begitu pula dengan BAZE, di kawasan Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat. “Banyak yang membuat motorhome ini di masa pandemi. Karena didukung juga dengan infrastruktur jalan yang lebih baik,” ujar Bari Setiadi, direktur PT Bahana Selaras (Baze), dalam sebuah kesempatan.
Bahkan, ketika ingin memulai melakukan petualangan ala campervan untuk pemula, bisa dengan sekadar memanfaatkan awning atau atap yang dipasang di atap samping kendaraan. Tujuannya sekadar menjadi atap ketika sedang duduk-duduk atau memasak di sisi mobil.
Awning ini seperti yang diproduksi oleh Catur Wibowo, dari Ninotski Tent di Kopo Permai, Bandung, Jawa Barat. “Tinggal ditarik saja untuk membukanya dan akan tergulung kembali saat sudah tidak dibuka,” ujar lelaki yang disapa Ninot itu. Untuk harganya, akan berbeda, terkait besaran dan panjang mobil yang menjadi ‘braket’ awning, di kisaran Rp 2,5 hingga 5,5 juta.