Suzuki Jimny SJ410 mungkin menjadi sosok dari keluarga Jimny yang paling familiar di Indonesia. Generasi kedua dari keluarga Jimny ini menggunakan mesin 4 tak 1.000 cc 4 silinder inline. Debutnya di tanah air mulai pada 1982.
Namun sebenarnya ada kembaran dari SJ410 yang tidak dijual di Indonesia dan hanya diperuntukkan bagi pasar domestik Jepang saja. Uniknya model ini bermesin 2 tak 3 silinder 550 cc muncul di publik Jepang lebih duluan dari saudara kembarnya, tepatnya pada 1981. Model yang punya bumper lebih kecil dari SJ410 ini tergolong dalam kategori kei car ini dan seharusnya hanya dikonsumsi secara resmi untuk pasar Jepang saja.
Di negeri Sakura, SJ30 lebih terkenal dibandingkan dengan SJ410 atau SJ40 (sebutan lokal Jepang). Semua itu lantaran regulasi kei-car yang memberikan keringanan pajak yang relatif besar. Saat pertama kali diluncurkan langsung booming di negeri asalnya. Konon khusus versi 2 tak ini laksana kembang yang banyak diburu kumbang dan menyebabkan antrean inden yang cukup panjang saat itu.
Walaupun bukan dimaksudkan untuk pasar ekspor, namun bukan berarti tidak bisa mencicipi mobil unik yang satu ini. Dan OtoDriver sempat menjajalnya di sini, di Indonesia.
Sebuah Jimny berkelir merah tua langsung mencuri perhatian. Pelek tipis berdiameter 16 inci dibalut ban yang tak kalah kurus membuat penampilannya beda.
“Sebenarnya ini bukan SJ30 asli , namun SJ410 tahun 1982 yang saya ganti mesin, transmisi, tranfer-case gardan dengan milik SJ30,” tutur Andri Kusjanto, pengasuh showroom Lot32. “Antara kedua SJ30 dan SJ410 hanya dibedakan oleh empat hal tadi. Mesin 2 Tak, serta rasio transmisi, t-case dan final gear pada gardan beda. Selebihnya sama,” bebernya.
Andri menjelaskan bahwa hal tersebut merupakan langkah yang paling realistis untuk mendapatkan sosok SJ30 di Indonesia. “Saya banyak dibantu oleh teman-teman Jimny di sini dan juga teman pecinta Jimny di Jepang untuk reverensinya,” sambungnya.
Suara knalpot yang berisik plus asap putih mengepul khas mesin 2 tak pun langsung terdengar. OtoDriver ditemani oleh Andri pun mencoba mobil ini walau masih di seputar showroom.
Dan benar saja, situasi kabin mobil tak ada bedanya dengan SJ410 generasi awal. Baik dari tata letak dasbord, bentuk lingkar kemudi hingga bentuk tuas sama. Hanya kaca spion saja yang berbeda. Di mana SJ30 punya spion yang tidak sama dengan SJ410 dan ditanamkan pada pangkal pilar A.
Jangan harap kenyamanan, dengan mesin mungil ini karakter Jimny SJ410 nyaris hilang, kecuali pada suspensinya yang keras. Dengan rangkaian rasio girboks dan t-case yang lebih kasar mobil ini terasa enteng di putaran bawah, namun terasa kuwalahan di putaran atas. Kami hanya bisa memacunya tak lebih dari 65 km/jam saat jalanan lengang.
Bukan kinerja yang cukup bagus, namun setidaknya mobil ini memberikan sensasi yang berbeda dan menjadi kapsul waktu bagi kami untuk merasakan sesuatu yang nyaris mustahil ada di negeri ini.
Thanks to Lot32