Pada Juli silam, jagad maya riuh terkait kecelakaan Jeep Grand Cherokee tipe Summit yang terjadi di ruas tol Pejagan-Kanci. Beruntung, kecelakaan hebat ini tidak merenggut korban jiwa dan bahkan pengemudinya selamat walau mengalami luka ringan. Permasalahannya, tak satupun airbag SUV Amerika tidak mengembang dalam kecelakaan tersebut.
PT DAS Indonesia Motor, APM Jeep di Indonesia pun bergerak melakukan investigasi dan melibatkan tim dari Stellantis. Dan hasil penyelidikan pun diumumkan pada 16 September 2021.
“Dikutip dari penjelasan resmi yang telah DAS Indonesia Motor terima, kami umumkan hasil yang ditemukan oleh Tim investigasi dari Stellantis,” terang Dhani Yahya, COO PT DAS Indonesia Motor, APM Jeep di Indonesia dalam siaran resminya.
Dalam keterangan penyelidikan dikatakan bahwa tidak ada kesalahan atau kegagalan teknis pada kecelakaan tersebut.
“Tidak ada tanggung jawab manufaktur yang ditemukan dalam insiden ini. Seat belt menjadi sistem penahan keamanan utama dalam kendaraan pada saat kejadian. Area tabrakan/tumbukan utama berada di bagian atas dari area fokus sensor Supplemental Restraint System bekerja, dengan energi benturan yang dihamburkan oleh berbagai struktur lembaran logam. Oleh karena itu, laju perlambatan yang diperlukan untuk mengaktifkan air bag system tidak terpenuhi,” demikian kutipan hasil investigasi Stellantis.
“Dengan temuan hasil investigasi teknis yang sudah diumumkan ini, kami harap pertanyaan penyebab insiden ini sudah dapat terjawab, dan sekali lagi kami sangat bersimpati atas insiden yang telah terjadi. Kami siap membantu konsumen untuk memperbaiki kendaraan tersebut hingga selesai.” tutur Dhani.
Mengenai Stellantis, pada saat ini Jeep berada di bawah payung pabrikan otomotif multinasional tersebut. Aliansi ini dibentuk oleh merger perusahaan Italia-Amerika, Fiat Chrysler Automobiles (FCA) dan perusahaan Prancis, PSA Group di tahun 2021.