Pemerintah Prancis pada Selasa (2/6) waktu setempat menandatangani pinjaman sebesar 5 miliar Euro atau setara Rp 79,6 triliun kepada Renault.
Dana tersebut akan digunakan Renault untuk bertahan setelah diterpa krisis penurunan penjualan dan dampak COVID-19 sekarang ini.
Menteri Keuangan Prancis Bruno Le Maire menyetujui pinjaman tersebut setelah bertatap muka dengan jajaran direksi Renault bersama serikat pekerja dan pejabat setempat, kata juru bicara Kementerian Keuangan seperti dilansir AFP. Mereka juga membahas hal-hal terkait perombakan manajemen perusahaan.
Pada bulan lalu, pemerintah Prancis mengumumkan siap memberikan pinjaman asalkan Renault dapat mempertahankan operasional pabrik dan tenaga kerja di Prancis.
Kendati demikian, Renault menyatakan akan merestrukturisasi atau bahkan menutup beberapa pabrik, termasuk pabrik Maubeuge di Prancis utara yang memproduksi mobil van Renault Kangoo. Meskipun hal tersebut menunai protes dari ribuan orang di sana.
Hingga saat ini, penjualan Renault di Prancis menurun hingga 89 persen pada April, hal yang mendorong mereka menutup pabrik dan sejumlah diler.
"Meminta agar pembicaraan segera dimulai dengan serikat pekerja tentang penerapan proyek industri untuk masa depan... yang akan menjamin secara jangka panjang atau setelah 2023, lapangan kerja dan operasi pabrik di Maubeuge," kata kementerian tersebut.
"Tidak ada keputusan yang akan diambil terkait pengalihan pabrik, kecuali sudah disetujui oleh semua pihak," katanya.