Sebagimana diketahui, pandemi virus corona (COVID-19) menimbulkan dampak negatif di banyak sektor. Dampak tersebut juga dirasakan oleh dealer mobil. Akibatnya, sejumlah dealer mobil mau tidak mau harus jualan secara online.
Seperti yang diberitakan Reuters, Selasa (24/3), lalu lintas online (online traffic) menunjukan peningkatan yang signifikan, namun untuk urusan penjualan mobil di dealer yang dilakukan langsung (offline) bertatap muka menurun drastis.
Untuk itu sejumlah dealer menghadirkan aplikasi-aplikasi digital untuk pembelian secara online, agar konsumen tidak perlu repot-repot ke dealer untuk membeli mobil yang mereka inginkan karena takut dengan penyebaran COVID-19.
Di Amerika Serikat (AS) penjualan kendaraan terkena imbas dari COVID-19. Tercatat permintaan konsumen turun hingga 13 persen dalam waktu 19 hari pertama Maret 2020. Yang lebih parah berdasarkan riset J.D Power, di Seattle, San Francisco, Los Angeles dan Chicago permintaan merosot lebih tinggi yakni 22 persen.
Berdasarkan hasil survei analis di Evercore ISI yang dilakukan pada 40 dealer, diperkirakan penjualan mobil di AS hanya mencapai 11 juta hingga 12 juta unit mobil setahun. Angka tersebut setara dengan penjualan saat krisis keuangan pada 2008/2009.
Namun untuk dealer yang menghadirkan penjualan lewat platform digital yang sudah mencakup pembiayaan, dokumen-dokumen, hingga pengiriman unit naik 6 persen. Artinya, penjualan secara online dirasa menjadi cara ampuh untuk menanggulangi penurunan penjualan secara offline atau langsung ke dealer.
"Ini akan menjadi momen penting bagi industri dealer," ujar salah satu pemilik dealer di New York, Brian Benstock.
Sebenarnya penjualan online telah dilakukan dealer sejak lama, namun tidak pernah dijadikan fokus utama. Tercatat hanya 15 persen dari total penjualan mobil yang dilakukan 540 dealer.
Di Indonesia, jaringan dealer Toyota Auto2000 sudah melakukannya. Auto2000 meresmikan dealer virtualnya kemarin dengan wujud e-commerce.