Banyak cara yang bisa dilakukan oleh perusahaan angkutan untuk menekan angka kecelakaan armadanya. Tak terkecuali dengan manajemen waktu tempuh perjalanan bus malam.
Seperti yang kami rasakan saat menumpang armada PO Zentrum tujuan Depok-Semarang dan PO Sinar Jaya dari Slawi ke Jakarta. Dari pantauan kami, laju bus terbilang santai tak ugal-ugalan, atau melebihi batas kecepatan.
Selain itu, setiap tiga jam supir akan disempatkan beristirahat. Baik saat mampir ke SPBU, atau di rumah makan. Cara ini persis seperti sistem reli wisata. Di mana untuk sampai ke tujuan atau titik peristirahatan, bukan dinilai dari yang tercepat. Melainkan yang paling tepat waktu.
Sehingga, bus tidak melaju dengan kecepatan terlalu tinggi atau ugal-ugalan seperti sedang kejar setoran. Lewat sistem penjadwalan waktu kedatangan pula, estimasi kedatangan dan keberangkatan bus dapat terpantau. Tentu dengan catatan, kondisi jalanan normal, tanpa macet berlebihan seperti musim mudik, atau terdampak banjir.
"Sistem pemantauan kecepatan dan posisi kendaraan seperti ini sudah dilakukan di angkutan pertambangan dan minyak. Jadi begitu ada armada yang ugal-ugalan atau melaju di rute yang tak semestinya akan dievaluasi," kata Jusri Pulubuhu, instruktur dan juga pendiri Jakarta Defensive Driving Consultant (JDDC).