Kesadaran berlalulintas di luar negeri, khususnya negara maju sudah tinggi. Bukan hanya pengemudi dan pelaku industri transportasi, penumpang pun bisa jadi penentu terpenting dalam mencegah aksi bus ugal-ugalan di sana.
"Contohnya di Australia. Di sana ada yang namanya Campaign Bus Safety," buka Jusri Pulubuhu, dari Jakarta Defensive Driving Consultant (JDDC) saat kami hubungi Rabu (15/1). Kampanye ini dilakukan oleh Dinas Perhubungan di sana untuk informasi para penumpang. Caranya dengan merilis daftar 10 perusahaan bus paling aman melalui flyer yang tersebar di tempat umum. Seperti mall, restoran atau lainnya.
Sehingga para calon penumpang bisa melihat armada bus yang paling direkomendasikan. Daftar ini juga kerap jadi acuan perusahaan untuk memilih transportasi yang aman bagi pegawainya.
Daftar Campaign Bus Safety sendiri dibuat dari kumpulan data yang dimiliki dinas perhubungan di sana dan review dari penumpang bus tersebut. "Makanya, di sana tidak mengutamakan kecepatan. Tapi kenyamanan dan pelayanan."
Kalau ada bus yang ugal-ugalan? Maka perusahaan itu akan bangkrut, karena tak akan masuk daftar rekomendasi. "Apalagi saat ini review bisa dilihat secara online. Jika hasilnya buruk, maka tak akan ada penumpang yang mau naik," tutupnya.