Kabar tentang terbakarnya Lamborghini Aventador milik Raffi Ahmad tentu jadi kisah pilu tersendiri bagi presenter kondang ini. Sampai saat ini belum disebutkan penyebab kebakaran supercar lansiran Sant'Agata Bolognese, Italia ini.
Namun Raffi tidak sendirian. Sebelumnya sederet kasus kebakaran telah terjadi pada Aventador, bahkan terjadi sejak mobil ini diluncurkan pada 2012 silam.
Dilansir dari Car&Driver, kebakaran di ruang mesin menjadi bagian yang paling sering ditemui. Menurut National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA) atau adminitrasi keselamatam lalu lintas Amerika mengatakan bahwa mobil produksi 2012 hingga 2017, kecuali model S dan SV produksi setelah 5 Desember 2016, banyak didapati kendala pada sistem emisi-evaporasi yang ditemui dalam kondisi tidak sempurna. Terjadi rembesan bensin melalui charcoal filter dan purge valves. Jika hal ini terjadi, maka uap bahan bakar yang berlebihan akan tersambar panasnya gas buang dan menyebabkan kebakaran.
Pihak Lamborghini mengatakan bahwa melakukan manuver tertentu, seperti engine over revving atau menggeber-geber mesin dapat memperburuk masalah. Kondisi ini kian diperburuk dengan penggunaan sistem exhaust yang tidak standar.
Lamborghini mengatakan pertama kali menemukan cacat sistem bahan bakar pada 2015 setelah menerima beberapa klaim di AS. Saat itu terkuak bahwa tabung charcoal menjadi basah oleh bahan bakar.
Januari 2016, Lamborghini mengatakan mereka menyelesaikan tes yang menunjukkan korelasi antara tabung, tangki bahan bakar yang terlalu penuh, dan purge valve yang tak berfungsi.
Pada bulan Maret 2016, dilaporkan kasus terbakarnya bagian gril belakang belakang dan lampu belakang. Sekali lagi Lamborghini mengatakan bahwa kondisi ini disebabkan oleh penggunaan knalpot aftermarket yang banyak diaplikasikan untuk menghasilkan ‘big flame’ yang lebih besar dari semburan knalpot.
