Kelanjutan isu mobil listrik di Indonesia mendapati angin segar. Pasalnya pemerintah resmi menandai dimulainya pembangunan pabrik bahan baku baterai mobil listrik kemarin, Jumat, 11 Januari 2019.
Pabrik tersebut digawangi PT QMB New Energy Materials di kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Sulawesi Tengah. Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto menaruh harapan tingginya pada pabrik ini demi impiannya mewujudkan era mobil listrik di tanah air.
Menperin menjelaskan, proyek pembangunan pabrik yang memproduksi material energi baru dari nikel laterit ini dapat memenuhi kebutuhan bahan baku baterai lithium generasi kedua. “Ini adalah industri new battery, new energy material, yang menghasilkan high purity nickel cobalts compounds for rechargeable batteries,” Menteri Airlangga.
PT QMB New Energy Materials adalah hasil kerja sama antara perusahaan Tiongkok, Indonesia dan Jepang yang terdiri dari GEM Co.,Ltd., Brunp Recycling Technology Co.,Ltd., Tsingshan, PT IMIP dan Hanwa.
Dari fasilitas produksinya, diproyeksi menghasilkan nikel sebesar 50.000 ton dan kobalt 4000 ton, yang akan memproduksi di antaranya 50.000 ton produk intermedit nikel hidroksida, 150.000 ton baterai kristal nikel sulfat, 20.000 ton baterai kristal sulfat kobalt, dan 30.000 ton baterai kristal sulfat mangan.
Chairman GEM Co Ltd Prof. Xu Kaihua mengemukakan, dalam produksi pada proyek ini akan melebur nikel laterit menjadi elemen penting untuk daya baterai.
Terhitung mulai 11 Januari 2019, Menperin yakin pembangunan industri ini bisa selesai atau beroperasi pada 16 bulan ke depan.