Teknologi kaca film berkembang dengan pesat dari waktu ke waktu. Secara umum kaca film punya fungsi untuk mereduksi silaunya sinar matahari dengan tingkat kegelapan yang dimiliki. Kemudian punya kemampuan menolak panas yang disebabkan oleh radiasi sinar infra merah dan kemampuan menolak ultra violet.
Paparan radiasi ultra violet dapat menyebabkan beberapa kerusakan seperti pudarnya warna, hingga penyebab penyakit seperti kanker kulit. Khusus tentang ultra violet, yang terbaru adalah anti radiasi yang disebut dengan UV400.
“Teknologi UV400 sebenarnya sudah diaplikasikan pada kacamata terlebih dahulu dan baru kemudian dikembangkan untuk dipergunakan pada kaca film,” terang Ludwig Hendrias Kuswandi dari Aneka Film yang menjadi prinsipal kaca film bermerek Vision.
“Sebenarnya anti ultra violet juga bukan barang baru bagi kaca film, di mana kaca film berkualitas baik sudah dilengkapi dengan fitur yang disebut dengan Ultra Violet Rejection (UVR). Hanya saja kemampuannya hanya sampai pada panjang gelombang tertentu, sehingga UV dengan panjang gelombang tertentu masih tembus,” paparnya. “Dengan kehadiran fitur UV400 ini melengkapi performa menangkal sinar ultra violet jadi lebih baik dan dapat dilakukan hingga 100%,” imbuh penggemar teh ini.
Berdasarkan spesifikasi, angka 400 ini menunjukan kemampuan dalam menolak sinar ultra violet dengan panjang hingga 400nm (nano meter) yang merupakan panjang gelombang terpanjang dari sinar ultraviolet yang dimiliki oleh UV-A dengan angka 315-400 nm.
Panjang gelombang sinar ultra violet dikelompokkan menjadi tiga jenis yakni
- UV-A (315 – 400 nm)
- UV-B (280 – 315 nm)
- UV-C (200 – 280 nm).
Jenis UV-C merupakan yang paling merusak, namun radiasinya tertahan di atmosfir bumi berkat lapisan ozon. Kedua gelombang lain yakni UV-A dan UV-B masih diteruskan dan kedua gelombang inilah yang diproteksi oleh kaca film.