Balap kelas internasional Formula E dipastikan diadakan pada tahun depan, tepatnya pada 6 Juni 2020. Lokasi yang akan dijadikan sirkuit non-permanen balap mobil listrik single seater ini kabarnya adalah di kawasan Monas, Jakarta.
Sebenarnya tak salah jika mengambil lokasi di kawasan ikonik tersebut. Walau lalulintas di sekitaran Monas sendiri selalu ramai, semoga saja sejumlah rekayasa lalulintas mampu mengakomodir terwujudnya balapan mobil ramah lingkungan tersebut.
Bicara calon sirkuitnya, kami mewawancarai Irawan Sucahyono, Penasehat Sirkuit Sentul yang juga tengah sibuk mengurus pembangunan sirkuit non-permanen untuk jet darat bermesin listrik itu.
Foto: Google Earth
Yang pertama, ia memastikan bahwa Monas dan jalanan sekitarnya yang kemungkinan akan dipakai sebagai bagian dari sirkuit; layak untuk dipakai balapan bergengsi tersebut.
"Kelaikan akan ditetapkan FIA (Fédération Internationale de l'Automobile) melalui tahapan pemeriksaan, circuit analyse and simulation," kata Irawan pada Sabtu 21 September 2019.
Foto: Fitra
Kendati demikian ia belum bisa menjawab mengenai layout sirkuit Monas, ruas-ruas jalan mana saja yang akan dipakai dan bagaimana simulasi penutupannya. "FIA menentukan 2 sampai 3 KM (panjang sirkuitnya)," imbuh pria yang juga mengarsiteki sirkuit jalan raya BSD, Banten ini.
Lantas apakah akan dilakukan pengaspalan ulang di kawasan tersebut? "Tidak. Speknya grid 3, (Formula E) memakai normal tyre compound, spek aspalnya cukup spek jalan raya," jawab Irawan.
Foto: Fitra
Penyelenggaraan Formula E yang terhitung tak sampai setahun lagi menjadi tantangan tersendiri dalam pembangunan sirkuit di tengah kota ini. Menurut Irawan, bagian luar Monas yang dipakai sebagai ruas trek jadi tantangan tersulit. Ia sangat berharap manajemen lalulintas yang terbaik bisa berjalan mulus.
"Yang menjadi concern utama bagi FIA dalam menghomologasi track adalah safety. Safety untuk pembalap, safety untuk marshal dan official panitia dan safety untuk penonton," tutup Irawan.