Salah satu dipilihnya pasar Filipina sebagai bidikan target bagi Isuzu Traga adalah besarnya potensi pasar kendaraan medium truk di negara pimpinan Rodrigo Duterte itu. Bahkan pihak Isuzu Indonesia menyebutkan bahwa segmen ini merupakan terbesar kedua setelah Indonesia.
“Berdasarkan analisa kami, pasar di sana bisa mencapai 8.000 unit per tahun berdasarkan data di 2018,” terang Ernando Demily, Presiden Direktur PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI), di sela acara seremonial ekspor perdana Traga, di Karawang, Kamis (12/12).
Salah satu segmen gemuk yang ada di Filipina adalah Public Utility Vehicle (PUV) atau semacam angkot (angkutan kota). “Bahkan 80% Traga yang kami ekspor akan dijadikan flexi-van seperti halnya Jeepney. Sedangkan sisanya dijadikan kendaraan angkut barang seperti di Indonesia,” tambah Rodko Purba, Division Head Technical & Plant, IAMI dalam kesempatan yang sama.
Ini sejalan dengan rencana pemerintah Filipina dalam melakukan modernisasi angkutan umumnya, terutama Jeepney. Seperti dilansir imoney.ph bahwa salah satu tujuan menghadirkan moda transportasi lebih modern, nyaman dan aman dibandingkan Jeepney yang dianggap sudah ketinggalan zaman dan tidak nyaman.
“Oleh karena itu kemudian muncul opsi varian short wheelbase dan long wheelbase. Di mana varian long whelbase akan lebih banyak untuk mengakomodir kebutuhan kendaraan angkut penumpang,” imbuhnya.
Hal ini pula yang menjadikan alasan mengapa Isuzu Traga atau yang dikenal di Filipina sebagai Traviz ini dikirim hanya dalam bentuk kepala kabin dan sasis. Karena akan langsung dibawa ke perusahaan karoseri untuk dijadikan kendaraan angkutan umum lokal ataupun diberi bak dengan spesifikasi sesuai negara tersebut.