Beberapa negara telah mulai melakukan uji coba fitur canggih pada mobil, salah satunya otonomus. Bahkan, di beberapa negara sudah dalam tahapan izin kendaraan-kendaraan autonomous untuk berlalu lalang di jalan raya. Sayangnya, Indonesia belum ada regulasi yang dapat mengakomodir mobil yang bisa 'nyetir sendiri' tersebut. Selain itu, infrastruktur di Indonesia pun belum memadai untuk kehadiran mobil swa-kemudi.
Senior Manager R&D PT Nissan Motor Indonesia, Jauhari Adzannis mengatakan fitur autonomous pada mobil di Indonesia tidak dapat digunakan secara maksimal. Oleh karenanya, All New Nissan Serena versi Indonesia tidak memiliki fitur Pro Pilot. Padahal jika melihat versi Jepangnya, fitur ini telah hadir pada All New Nissan Serena.
"Kami menghilangkan Pro Pilot karena kondisi di Indonesia apakah bisa kami terapkan? Garis jalan saja banyak yang hilang. Kalau seperti itu kita paksakan untuk diadopsi, bukan menjadi item yang menguntungkan, tetapi malah menyusahkan," ujar Jauhari di Bogor, Senin (15/4).
Jauhari juga mengatakan, menghilangkan sejumlah fitur pada produk mobilnya bukanlah sebuah hal yang mudah. Karena setiap produk mobil yang masuk ke Indonesia harus melalui survey agar sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Bukan alih-alih sekedar menghilangkan suatu fitur, tapi lebih kepada verifikasi agar fitur tersebut dapat bermanfaat pada konsumen.
"Penyesuaian fitur berdasarkan verifikasi kami di lapangan. Jadi sesuai kondisi jalan di Indonesia, bagaimana kebiasaan berkendara masyarakat dan sebagainya. Inilah yang menjadi pertimbangan kami," ungkap Jauhari.
Pro Pilot sendiri adalah teknologi Nissan yang memungkinkan mobil dapat bergerak secara sendirinya atau otonom. Fitur ini diharapkan dapat memudahkan pengemudi khususnya ketika harus melintasi jalanan yang padat.