Konsumen pengguna mobil jenis Low Cost Green Car (LCGC) adalah konsumen yang mempertimbangkan kemurahan komoditas berkendaranya. Ternyata, biaya perawatan mobil juga menjadi pertimbangan konsumen LCGC.
PT Nissan Motor Indonesia (NMI) yang membawahi merek Datsun di Indonesia memiliki sejumlah model mobil LCGC di line-upnya. PT NMI melihat banyak pengguna mobil LCGC yang malas melakukan servis di bengkel resmi. Bahkan konsumen yang masih memiliki masa garansi servis pun tidak melakukan servis di bengkel resminya.
"Kami melihat banyak pengguna LCGC, tidak hanya datsun, mereka tidak ke bengkel resmi walaupun masih masa garansi. Mungkin mereka servis di luar bengkel resmi," ujar Presiden Direktur PT NMI Isao Sekiguchi di Jakarta, Senin lalu (27/5).
Sekiguchi mengatakan, normalnya 80-90 persen konsumen akan kembali ke bengkel resmi untuk melakukan servis. Tapi di Datsun, mobil berumur satu tahun yang servis di bengkel resmi masih di bawah 90 persen. Sedangkan mobil yang berumur lebih dari setahun angka servis di bengkel resmi menurun hingga dibawah 70 persen.
"Mungkin angkanya sama dengan merek lain khususnya LCGC," ujar Sekiguchi.
Menurutnya, servis mobil di luar bengkel resmi akan terdapat kemungkinan pemakaian suku cadang yang tidak asli. Resikonya jika tidak menggunakan suku cadang asli bisa membuat mobil bermasalah dalam jangka waktu tertentu. Apalagi dalam kondisi musim mudik lebaran seperti saat ini, performa ketahanan mobil sangatlah dibutuhkan.
"Sehingga pada akhirnya pengeluaran lebih besar. Jadi rekomendasinya datang ke bengkel resmi untuk cek, biarkan teknisi yang cek supaya perjalanan lebih aman dan nyaman. karena kondisi itu bikin mobil lebih awet," tutupnya.