Hampir 60% biaya sebuah kendaraan elektrik berasal dari baterai, artinya harga mobil listrik yang sedemikian menjulang tinggi saat ini dikarenakan oleh baterai. Banderol mobil listrik akan turun jika harga baterai yang digunakannya dapat ditekan dan hal itu bukannya mustahil dilakukan.
“Teknologi dalam proses produksi baterai dari hari ke hari terus berkembang, bahkan mengalami akselerasi dengan terobosan-terobosan baru yang akan menjadikan proses produksinya semakin efesien. Efeknya harga bisa diturunkan,” terang Anthony Suryatama Marketing, PT Sentramitra Dayautama, salah satu pembuat baterai lithium di Indonesia saat ditemui di Indonesia Electric Motor Show 2019 pekan lalu (4/9).
“Selain harga yang semakin enteng, baterai lithium sebagai sumber daya kendaraan listrik di masa depan akan punya ukuran yang lebih kompak, sehingga ruang yang tersita oleh baterai pun jadi lebih kecil,” sambungnya.
Anthony mengatakan bahwa pada dasarnya baterai lithium punya kesamaan dalam hal produksi ataupun material. Dengan kondisi seperti itu pihaknya selaku produsen baterai melihat potensi besar untuk berkompetisi dalam persaingan di industri mobil setrum.
Bahkan lebih jauh lagi, ia mengatakan bahwa tidak menutup kemungkinan untuk melakukan upgrade spesifikasi baterai kendaraan listrik menjadi lebih besar misalnya. “Pada dasarnya baterai mobil listrik bisa dicustom sesuai dengan kebutuhannya. Hal ini sejenis dengan yang sudah kami temui pada forklift elektrik yang baterainya kami suplai selama ini,” lanjutnya.
“Teknologi baterai lithium sebagai sumber daya mobil listrik masih akan berkembang secara dinamis dan sepertinya kita jangan sampai terlelap untuk jadi pasar saja, namun juga harus siap jadi produsen. Baterai adalah salah satu kunci ketahanan energi di masa depan,” tutupnya.