Keluarnya Inggris dari keanggotaannya Uni Eropa akan resmi dilakukan tahun depan dan akan dimulai dari masa transisi akhir Maret 2019. Untuk menghadapi masa transisi tersebut, pabrik Mini dan Rolls-Royce akan menghentikan sementara produksinya selama dua pekan.
Ditutupnya pabrik sementara adalah untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan selama awal masa-masa transisi Inggris dari Eropa. Pabrik akan memproduksi mobil lebih banyak sebelum penutupan sehingga diharapkan tidak akan terjadi krisis stok kendaraan.
Danu
BMW Group berharap bahwa Brexit, demikian istilah populer dari keluarnya Inggris dari Uni Eropa, tidak mempengaruhi produksi kendaraannya. Meski demikian, mereka tetap berhati-hati mengingat belum adanya aturan baru terkait perdagangan kendaraan Inggris dengan Uni Eropa.
Pihak BMW Inggris menyatakan bahwa mereka tidak akan dapat melakukan produksinya di Inggris bila rantai pasokan komponen kendaraan terputus di perbatasan. Meski demikian pihaknya akan melakukan segala cara agar dapat bertahan.
“Kami menegaskan untuk tetap beroperasi di Inggris. Ini adalah tempat kami bekerja,” jelas Ian Robertson selaku Kepala BMW Inggris.
BMW Group memiliki pabrik Mini di Oxford, Inggris, yang produksinya dikirim ke 110 negara di seluruh dunia. Selain itu, Mini sendiri juga masih memiliki pabrik di VDL Nedcar, Belanda. Bila terjadi hal yang terburuk, maka bukan tidak mungkin nantinya seluruh pasokan Mini akan diproduksi dari pabrik di Belanda.