Skill mengemudi dapat diperoleh dari berbagai cara termasuk secara otodidak. Ironisnya, sebagian besar pengemudi truk di Indonesia memperoleh keahliannya dengan cara ini. Hampir semua supir truk di negeri kita ini adalah alumni kernet. “Mereka mahir mengendarai karena kebiasaan menggantikan tugas supir,” terang Kyatmaja Lookman, wakil Ketua Asosiaso Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) saat Seminar tentang Truk Masa Depan di gelaran GIICOMVEC 2018, Jumat (02/03), bersama bus-truck.id dan Isuzu.
“Tak perlu diragukan tentang skill mengemudi mereka, namun tidak demikian attitude dan knowledgenya yang memang cukup minim. Tak sedikit mereka membuat teori ‘ajaib’ salah satunya beranggapan bahwa mengendara dengan jarak berdekatan dengan kendaraan di depannya dapat mereduksi akibat kecelakaan,” ujarnya.
Kondisi memprihatinkan ini tak lepas dari tidak tersedianya sekolah khusus mengemudi ataupun badan/lembaga sertifikasi profesi untuk driver truk ini. “Kehadiran lembaga seperti ini sudah seharusnya menjadi suatu kebutuhan, mengingat kegiatan logistik di Indonesia 90% menggunakan transportasi truk dan kendaraan niaga lainnya,” tambah pria yang biasa di sapa Kyat ini.
“Lembaga sertifikasi supir merupakan hal yang perlu segera diadakan,” tutupnya.