Nilai tukar Dolar Amerika Serikat terhadap Rupiah kembali menguat sampai Rp 14.000 per hari ini (10/8). Dengan terjadinya hal ini, disinyalir bakal berdampak pada produsen otomotif yang berada di tanah air.
Kendati demikian, hal tersebut rupanya tak berpengaruh pada pabrikan mobil asal Jerman, BMW. Jodie O’Tania selaku Vice President Corporate Communications BMW Group Indonesia mengungkapkan bahwa mata uang Euro yang dijadikan patokan untuk memasarkan mobilnya di Indonesia.
"Dolar naik tidak ada pengaruhnya. Karena patokan kita kan Euro, bukan Jerman. BMW kan berasal dari Jerman," papar Jodie kepada wartawan saat ditemui di Tangerang (4/5).
Sambungnya, dengan naik Dolar Amerika Serikar, tidak berpengaruh pada animo masyarakat terhadap produk BMW.
"Berkaca pada pameran yang digelar di JiExpo April lalu, animo masyarakat masih sangat baik terhadap BMW. Produk terbaru kita, yakni X3 terbukti menyumbang 10 persen dari total SPK. Artinya, dollar naik tidak berpengaruh pada produk kita. Kalau produk lain mungkin berpengaruh,” kata Jodie.
"Untuk itu sebagian besar mobil BMW dirakit secara lokal di Indonesia. Di antaranya adalah. BMW Seri 7, BMW Seri 5, BMW Seri 3, BMW X5, BMW X3 dan BMW X1. Maka dari itu, kenaikan Dolar seperti ini tak berpengaruh untuk produk kami," tutupnya.