Manajemen Transjakarta saat ini tengah menguji coba pemberlakukan program One Karcis one Ticket (OK Otrip) di seluruh armada bus Transjakarta busway. Ujicoba ini dilakukan selama 3 bulan penuh dimulai pada 15 Januari hingga 15 April 2018 dan berlaku di empat area di DKI Jakarta. Yakni, Jakarta Barat, Jakarta Utara, Jakarta Timur dan Jakarta Selatan.
OK Otrip merupakan program ticketing baru yang dengan tarif Rp 3.500 per penumpang yang diintegrasikan dengan puluhan armada bus kecil yang beroperasi sejumlah trayek di keempat area di DKI tersebut.
Direktur Utama Transjakarta Budi Kaliwono mengatakan dalam uji coba tersebut OK Otrip diintegrasikan dengan 69 angkutan bus kecil di 4 trayek, yakni Jelambar, Warakas, Duren Sawit dan Lebak Bulus," ujar Budi Kaliwono.
Kabin bus Transjakarta
Kelebihan program OK Otrip ini adalah dengan cukup membayar satu tiket, pengguna angkutan umum di DKI Jakarta bisa naik angkutan dari titik awal berangkat sampai tujuan akhir tanpa perlu mengeluarkan biaya lagi.
Untuk uji coba Ok Otrip ini, Budi Kaliwono mengatakan, pihaknya melibatkan kalangan pengusaha angkutan umum di DKI Jakarta selain juga melibatkan Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta.
Setelah masa ujicoba berakhir, tarif per penumpang untuk OK Otrip akan disesuaikan ke tarif normal menjadi Rp 5.000 per penumpang. Kelebihan program OK Otrip ini, masyarakat DKI saat berpindah dari bus Transjakarta menuju rute lain yang harus menggunakan armada bus kecil seperti Metromini, tidak lagi harus mengeluarkan biaya.
Masyarakat DKI Jakarta, melalui program ini diharapkan bisa menekan biaya pengeluaran untuk transportasi setiap bulannya. Menurut Budi Kaliwono, program OK Otrip mampu menekan hingga 30 persen biaya transportasi bulanan warga. Manfaat lainnya, program ini diharapkan bisa lebih mendorong warga DKI berpindah dari kebiasaan menggunakan kendaraan pribadi ke angkutan umum.
Konsep OK Otrip pertama kali diperkenalkan Gubernur DKI Anies Baswedan dan Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno saat kampanye Pilkada DKI Jakarta.