Pemerintah DKI Jakarta resmi menutup sejumlah terminal utama di DKI Jakarta seperti Terminal Pulogadung dan Terminal Rawamangun di Jakarta Timur serta Terminal Lebak Bulus di Jakarta Selatan dari aktivitas menaikkan dan menurunkan penumpang bus antarkota antarprovinsi (AKAP) tujuan kota-kota di Pulau Jawa, Bali dan Sumatera.
Aktivitas menaikkan dan menurunkan penumpang bus AKAP kini dipindah ke Terminal Pulogebang, Jakarta Timur. Kebijakan ini rupanya membuat repot pengusaha bus, karena harus menyiapkan armada untuk menjemput penumpang dari agen-agen mereka yang tersebar di pinggiran Jakarta.
Agen bus di kawasan Pangkalan Jati, Jakarta Timur misalnya. Mereka mengeluhkan menurunnya jumlah penumpang yang membeli tiket dan berangkat naik bus dari agen bus di kawasan ini.
"Karena sejak Terminal Pulogebang, bus-bus malam yang bagus-bagus sudah tidak lagi mampir ke agen kami," kata Joni, seorang staf pengurus sebuah perusahaan otobus di Pangkalan Jati, Sabtu (17/9).
Agar penumpang dan pelanggan tak kabur, Joni dan timnya menyiapkan kendaraan untuk mengantarkan penumpang ke Terminal Pulogebang. "Kami sekarang harus melangsir penumpang yang naik bus malam tertentu ke Terminal Pulogebang. Ya sedikit repot mas," katanya.
Pangkalan Jati merupakan salah satu titik menaikkan penumpang yang sangat strategis dan cukup ramai bagi bus malam. Tak heran jika sejumlah PO membuka perwakilan penjualan tiket atau agen di kawasan ini.
Agen-agen bus di sini umumnya melayani penumpang tujuan kota-kota di Jawa Tengah bagian Selatan, Tengah dan Jawa Timur seperti Purworejo, Gombong, Yogyakarta, Wonosari, Klaten, Wonogiri, Solo, Ngawi, Sragen, Madiun, Ponorogo, Blitar.
Berdasar pantauan, PO-PO tersebut antara lain, Maju Lancar, Lorena, Murni Jaya, Tunggal Daya, Harapan Jaya dan lain-lain.