PT Kia Motors Indonesia (KMI) sepertinya akan datang untuk ikut menggempur pasar SUV dimana saat ini Indonesia sedang banyak SUV baru yang hadir. KMI hadir dengan Kia All New Sportage GT Line yang baru saja dipamerkan kepada rekan-rekan media dalam acara buka puasa bersama di Grandballroom Pullman, Central Park..
Kia Sportage generasi keempat ini memang masih tergolong baru karena juga baru saja diluncurkan di Eropa dan rencananya akan diperkenalkan kepada masayarakat Indonesia pada saat ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2016 Agustus mendatang.
Soal harganya pihak KMI masih enggan untuk menyebutkan karena masih banyak variabel yang harus dihitung mengingat mobil ini didatangkan dalam keadaan completely built up (CBU). “Untuk menentukan harga variabelnya banyak. Karena kami CBU (Completely Built Up) pengaruh paling utama adalah rate dolar AS (Amerika Serikat),” kata Hartanto Sukmono selaku Direktur Marketing PT KMI.
Walaupun begitu, Hartanto memprediksi mobil ini bakal dibanderol dengan harga tidak jauh dari Rp 350 juta. Tapi semuanya berpengaruh dengan penentuan spesifikasi mobil seperti pilihan mesin, fitur dan juga teknologinya yang bisa berguna di Indonesia.
Tapi dari spek yang kami intip di luar negeri, besar kemungkinan mesin yang dipakai nanti adalah 2.000 cc bensin dengan tenaga sekitar 164 dk dan torsi 197 Nm. Mobil ini akan bertarung langsung dengan Hyundai Tucson dan Mitsubishi Outlander Sport.
Hartanto meyakini mobil ini bakal diminati banyak orang karena memiliki desain layaknya SUV premium modern saat ini dan juga memiliki kualitas yang baik di segmennya. “Desain mobil kami gaya Eropa dan kualitasnya juga sangat berbeda dengan rekan-rekan di segmennya. Mobil ini juga banyak mendapatkan penghargaan karena desainnya.” Lanjut Hartanto.
Namun sayang, karena mobil ini bakal hadir dalam keadaan CBU, KMI juga tidak mengetahui sama sekali soal pengalokasian jumlah unit untuk di Indonesia. Karena permintaannya yang tinggi memiliki kemungkinan bakal hadir ke Indonesia tidak dalam jumlah yang banyak. “Permintaannya lagi tinggi di dunia, jadi saya belum tahu berapa banyak alokasi untuk Indonesia.” Ungkap Hartanto
