PT Ford Motor Indonesia (FMI) mendapatkan gugatan dari enam perusahaan yang menaungi 31 dealer Ford di Indonesia. Dalam surat tersebut terdapat tuntutan ganti rugi sebesar Rp 1 triliun, setelah sebelumnya sudah dua kali pihak penggugat melayangkan somasi pada tanggal 1 Juni 2016 dan 13 Juni 2016.
Tuntutan ini dilayangkan karena semua dealer serta ribuan karyawan dan seluruh konsumen merasa dirugikan oleh FMI selaku pihak kedua dari Ford Motor Company (FMC). Seperti diketahui, 25 Januari lalu FMC secara mendadak mengumumkan penghentian kegiatan operasi FMI di Indonesia. Penutupan itu akan berlangsung paling lambat akhir 2016. "Keputusan FMC yang disampaikan melalui PT FMI merupakan tindakan yang sewenang-wenang dan melawan hukum. Ini merugikan 31 dealer yang telah berinvestasi sangat besar untuk mendukung bisnis Ford di Indonesia," ujar Harry Ponto selaku kuasa hukum dari 31 dealer Ford di Indonesia.
Sedikit informasi, saat diumumkannya keputusan Ford untuk mundur di Indonesia saat bulan Januari lalu, terdapat 2.000 karyawan yang bekerja pada sekitar 44 dealer dan lebih dari 105.000 kendaraan terjual. Jumlah tuntutan sebesar Rp 1 triliun sebenarnya diklaim belum dapat sepenuhnya menggantikan kerugiannya sepenuhnya.
"Kalau kerugiannya sendiri tentu lebih banyak. Sebab dari tanah saja harus dibeli, jadi tidak ada sistem kontrak. Untuk biaya pembangunan dealer dengan biaya termurah saja Rp 23 miliar itu hanya untuk bangunan," lanjut Harry.
Kekecewaan juga diungkapkan oleh Andee Y Yoestong selaku President Director PT Kreasi Auto Kencana yang memiliki 11 dealer Ford. Menurutnya hal ini bakal jadi bumerang bagi merek sebesar Ford karena kegagalannya memenuhi komitmen mereka kepada mitra lokal. "Karena itu kita minta ganti rugi dari investasi yang telah dikeluarkan sesuai undang-undang yang berlaku," ungkap Andee.
Sebetulnya sempat ada rumor kalau grup Nusantara Ford hendak mengambil alih keagenan di Indonesia. Namun hingga sekarang belum ada kelanjutan infonya. Presiden Direktur FMI, Bagus Susanto, sendiri belum mengeluarkan pernyataan publik sepatah katapun sejak penutupan FMI diumumkan via web mereka itu.