Ikatan Pengusaa Otobus Muda Indonesia, IPOMI kembali menggelar pelatihan karakter untuk pengemudi bus. Pelatihan Angkatan ke VIII ini diselenggarakan di Depo Pendidikan dan Latian Tempur (Dodiklatpur) Rindam IV Diponegoro di Klaten, 21 - 24 November 2016.
"Kami ingin membentuk pengemudi bus agar mereka bisa menyadari tugas pokoknya sebagai pengemudi yang melayani pelanggan, bukan sopir yang menjadikan jalan raya sebagai ajang balapan," demikian disampaikan Ketua Umum IPOMI, Kurnia Lesani Adnan, Rabu (23/11/16) di Klaten.
Pria yang akrab disapa Sani ini mengungkapkan, kegiatan ini sepenuhnya inisiatif pengusaha bus yang tergabung dalam IPOMI. Pendidikan angkatan pertama dilaksanakan pada April 2012. Sejak saat itu, kata Sani, agenda pelatihan karakter pengemudi menjadi agenda rutin yang dilaksanakan dua kali setahun.
Sani menjelaskan, mereka ingin menghapus anggapan bahwa transportasi bus adalah moda transportasi yang tidak aman. Identik dengan cap ugal-ugalan, kecelakaan dan kebut-kebutan. "Kami tidak sepakat naik bus tidak aman dan nyaman. Kami menjawabnya dengan pelatihan ini. Mungkin apa yang kami lakukan belum seberapa, tetapi kami ingin memulai tradisi baru di antara pengusaha anggota IPOMI," ujarnya.
Materi pelatihan dari tahun ke tahun berkembang, ada pelatihan penanganan kecelakaan, pengenalan karakter chassis bus, pengenalan wawasan bela negara, penanaman karakter pengemudi melalui metode hipnosis dan kegiatan fisik yang melatih kerja sama tim.
Setiap angkatan diikuti oleh 70 peserta. Pelatihan Angkatan ke VIII ini 25 perusahaan dari 39 anggota IPOMI yang tersebar dari Medan hingga Bali mengirimkan pengemudinya. Yang terbanyak mengirimkan pengemudinya adalah PO. Medan Jaya, sembilan orang.
"Pelatihan seperti ini kami harapkan bisa menggugah pengemudi bus kami agar menyadari tanggungjawab dan kepedulian terhadap pelanggan kami," kata Nara Tarigan dari PO. Medan Jaya.
Direktur Kesehatan Kerja dan Olahraga Kementerian Kesehatan, drg Kartini Rustandi mengapresiasi langkah IPOMI ini. Pelatihan semacam termasuk jarang dilakukan oleh pengusaha. Dia berharap kerja sama antara IPOMI dan Kemenkes bisa berlanjut.
Salah satu program pemerintah yang sudah dicanangkan sejak 2010, Dekade Aksi Keselamatan di Jalan yang juga menjadi perhatian World Health Organisation. Dekade Aksi Keselamatan ini menjadi program WHO karena tingginya angka kematian akibat kecelakaan. Di Indonesia saja sebelum program itu berjalan tercatat 80-90 orang meninggal di Jalan per harinya.
Beberapa perusahaan bus anggota IPOMI ikut dalam program Kementerian Perhubungan bus Indonesia yang nyaman dan berkeselamatan. Ada PO. Sinar Jaya, PO. Maju Lancar, PO. SAN dan PO. Gunung Harta. Sani berharap, apa yang mereka lakukan melalui pelatihan pengemudi ini bisa menular kepada perusahaan-perusahaan lain dan menjadi budaya baru operator bus di Indonesia.