Sejak diresmikan pertengahan Juni lalu, belum ada sebulan tol Cipali sudah memakan 12 nyawa dan 48 orang mengalami luka. Terakhir, kecelakaan terjadi di Cipali pada 6 Juni lalu. Sampai saat ini Cipali masih terus dievaluasi untuk memastikan bahwa kecelakaan yang terjadi akibat human eror.
"Layaknya anak kecil yang dikasih mainan baru, otomatis dengan leluasa mainan itu sangatlah menarik baginya. Begitu yang terjadi pada Cipali sampai-sampai banyak pengemudi lupa akan keselamatan, bahkan tidak disadari kecepatan mobil yang dipacu sudah melebihi 100 km/jam," ujar Gede Pasek Suardika, Direktur Keselamatan Transportasi Darat, Kemenhub. Pasalnya, dengan struktur jalan yang mulus dan lurus Cipali terlihat mengasyikkan untuk memacu adrenalin.
Nah, untuk membuktikan bahwa tingkat kecelakaan itu terjadi bukan dari kesalahan infrastruktur, melainkan dari gaya berkendara si pengemudi, terus melakukan evaluasi untuk tol sepanjang 116 km tersebut.
"Soalnya, hasil dari uji layak fungsi jalan oleh tim yang terdiri dari Kepolisian, Perhubungan, Binamarga, dan Pengelola sudah disampaikan oleh Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) sejak 10 Juni lalu. Kami juga sedang menunjuk tim lagi untuk evaluasi, apakah benar semuanya sudah sesuai harapan," tambahnya.
Mulai dari guard rail yang pemasanganya tidak sempurna juga sudah mulai dibenahi, serta marka jalan yang kurang sudah semakin lengkap, begitu pun penerangan."Tol Cipali memang sudah memenuhi syarat untuk digunakan, tapi dengan kecelakaan yang terus terjadi kami sampai sekarang masih mengoreksi apakah masih ada yang kurang," tutupnya. (otodriver.com)