Skandal rekayasa uji emisi yang melibatkan Volkswagen berpotensi menguras keuangan mereka. Salah satu perusahaan mobil terbesar di dunia yang berbasis di Jerman itu saja, masih harus mesti mencari dana alternatif untuk menyiasati arus kas keluar bila dinyatakan bersalah. Sumber pendanaan alternatif itu tengah dibahas oleh dewan direksi VW yang dipimpin Matthias Mueller.
Informasi yang dihimpun Reuters dari sejumlah sumber internal VW, opsi yang tengah dibahas adalah dengan menjual saham perusahaan. Opsi tersebut diambil jika krisis akibat skandal itu berada pada titik 'kritis'. Namun sumber tersebut tidak menjelaskan secara detail maksud dari kategori 'kritis' tersebut.
Opsi lain yang juga tengah dipertimbangkan adalah penjualan aset perusahaan. Aset itu antara lain berupa merk-merk mobil yang bernaung di bawah grup tersebut. Pabrikan otomotif terbesar di dunia itu diketahui menjadi induk perusahaan dari sejumlah merk ternama seperti Audi dan Porsche, Bugatti, Seat, Lamborghini, Skoda dan Bentley. "Dana itu bisa didapat dari penjualan aset atau lainnya," kata sumber yang menolak disebutkan namanya itu.
Namun hingga saat ini VW belum memberikan tanggapan atas kabar tersebur. Pernyataan resmi perusahaan sebelumnya menyatakan bakal bertanggung jawab penuh atas skandal tersebut.
Skandal uji emisi tersebut terbongkar setelah regulator emisi di Amerika Serikat menemukan kecurangan yang dilakukan menggunakan piranti lunak. Investigasi yang digelar Kementerian Transportasi Jerman mengkonfirmasi temuan tersebut. Bisnis VW yang 40 persen pasarnya berada di Eropa pun mengalami pukulan terbesar dalam sejarah 78 tahun perusahaan tersebut.
Akibat skandal itu, VW terancam denda hingga US$ 18 miliar atau sekitar Rp 261 triliun. Jumlah itu kemungkinan bertambah setelah sejumlah negara seperti India dan Korea Selatan ikut menggelar investigasi terhadap skandal tersebut. Jutaan mobil diesel VW pun dituntut ditarik dari peredaran di seluruh dunia.