Pilihan bahan bakar jenis bensin kini kian variatif. Pihak swasta dan BUMN pun ramai-ramai mengklaim produknya adalah yang terbaik. Namun sejak awal kiprahnya di pasar bahan bakar non subsidi Tanah Air, Pertalite milik PT. Pertamina (Persero) hadir dengan tanpa adanya kompetitor dari produsen bahan bakar lain.
Menggunakan RON (Research Octane Number) 90, tidak ada satupun bahan bakar bensin di Indonesia yang menyerupai Pertalite. Namun, sebagai bahan bakar non subsidi dengan nilai oktan terendah, apakah Pertalite masih mumpuni untuk digunakan sebagai pilihan?
Menggunakan bahan racikan dasar bahan baku yang sama dengan Pertamax, membuat pihak PT. Pertamina (Persero) sebagai produsen mengklaim Pertalite adalah bahan bakar yang ramah lingkungan. Dengan penggunaan dasar zat HOMC, Naphta serta zat ecosave membuat hasil emisi karbon mendekati Pertamax. Jika Pertalite menghasilkan 3,5 mg/karbon, mendekati Pertamax sebesar 2,67 mg/karbon. Untuk diketahui, Premium subsidi memperoleh hasil 4,42 mg/karbon saat pengetesan.
"Penggunaan komponen serupa ini bertujuan mencari bahan bakar yang lebih efisien dan ramah lingkungan," ujar Ahmad Bambang, Direktur Pemasaran PT. Pertamina (Persero). Pertalite hadir dengan kualitas menyerupai Pertamax namun di banderol lebih ekonomis mendekati Premium. Dengan angka oktan 90, bensin seharga Rp 8.400 per liter tersebut cocok untuk mesin dengan kompresi mesin 9:1 - 9,5:1.